JATIMTIMES - Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani menyebut kondisi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Hal itu dia utarakan saat menghadiri serangkaian agenda satu abad Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Malang, Minggu (22/1/2023).
"Saya ingin menyampaikan, dunia itu memang tidak baik-baik saja, dunia ya, itu tidak baik-baik saja," jelasnya saat menghadiri Seminar Ekonomi Nasional yang diselenggarakan di Pendapa Kabupaten Malang tersebut.
Baca Juga : Pertama Dalam Sejarah, 10 Ribu Kader Ansor dan Banser di Kabupaten Malang Gelar Apel Merah Putih
Meski menyebut jika kondisi dunia khususnya di sektor perekonomian saat ini sedang tidak baik-baik saja, namun Sri Mulyani mengaku jika pernyataan tersebut tidak ditujukan untuk menakut-nakuti. Melainkan untuk menjadikan Indonesia lebih waspada.
"Kalau presiden ngendiko (bilang) seperti itu, (kemudian) saya omongkan, itu bukan untuk nakut-nakutin. Tapi kita sebagai bangsa besar dan kita bergaul secara dunia, kita tahu bahwa terjadi musibah di berbagai negara. Sehingga tidak boleh kita mengatakan wes karepmu kono (terserah)," lugasnya.
Menurutnya, yang membuat kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja salah satu faktor utamanya adalah adanya ancaman resesi global. Hal itu selaras dengan tema Seminar Ekonomi Nasional, yakni Ketahanan Ekonomi Nasional di Tengah Ancaman Resesi Global.
"Jadi kita harus bertanggungjawab untuk menjaga Indonesia, oleh karena itu kita jaga semuanya. Perlu diketahui, semua pelaku ekonomi, semua institusi juga harus ikut bertanggungjawab untuk menjaga secara bersama-sama. Semuanya punya peran yang luar biasa penting," imbuhnya.
Sri Mulyani menambahkan, salah satu upaya untuk menjaga Indonesia adalah tidak korupsi. Sementara itu, jika yang berkaitan dengan Kementerian Keuangan adalah juga berkaitan dengan transparansi anggaran.
"Oleh karenanya harus menjaga keamanan, menjaga kepastian. Kita menggunakan instrumen secara amanah, tidak korupsi, dan semua anggaran harus secara transparan disampaikan," ulasnya.
Salah satu wujud transparansi tersebut, dilakukan oleh Sri Mulyani dengan menunjukkan secara terbuka mengenai pengelolaan pajak negara. "Ini lo yang kita kumpulkan dari pajak, tak balekno kabeh monggo di presani (dikembalikan semua, silahkan dilihat) semuanya. Jadi negara ini kita urus dengan baik secara bersama-sama, karena tidak ada negara itu maju tapi yang mengurus orang lain, negara lain, itu tidak ada," tuturnya.
Baca Juga : Bank Jatim Peduli Serahkan CSR Dua Unit Mobil ke Pemkot Malang untuk Kembangkan UMKM
Jika wujud transparansi tersebut dilakukan, Sri Mulyani optimis ancaman resesi tidak akan berdampak signifikan terhadap negara Indonesia. "Jadi bukan percaya secara buta, tapi percaya karena ada transparansi, ada penjelasan. Jadi negaranya bisa sehat karena beberapa faktor yang diantaranya konsumsi, investasi, ekspor, usaha kecil dan menengah, hingga koperasi itu maju," imbuhnya.
Beberapa faktor itulah, yang menurut Sri Mulyani sedang dimaksimalkan guna menghadapi tantangan resesi global. Dengan begitu diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja yang secara tidak langsung juga berdampak pada perekonomian negara.
"Sehingga akan ada lapangan kerja yang muncul, kemudian anak-anak kita didik, yang kurang gizi disembuhkan. Tujuannya supaya Indonesia bisa maju," ujarnya.
Terakhir, dalam pengujung agenda Seminar Ekonomi Nasional, Sri Mulyani juga mengucapkan selamat atas peringatan satu abad NU. Dia berharap, kesuksesan 100 tahun NU tersebut juga bisa terwujud bagi negara Indonesia 2045 mendatang.
"Saya ingin menyampaikan selamat hari jadi NU ke 100 tahun sebagai organisasi yang luar biasa. Pada tahun 2045 Indonesia juga berulang tahun seperti NU yang ke 100 tahun. Kita semuanya berdoa semoga Indonesia akan menjadi jauh lebih makmur dan lebih adil lagi," tukasnya.