JATIMTIMES - Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Djaliel 2 Jember, Kiai Muhammad Fahim Mawardi siap jalan jongkok dari Jember ke Jakarta sambil telanjang bulat jika terbukti dirinya melakukan pencabulan.
Pernyataan Fahim itu beredar luas di media sosial sebagai klarifikasi atas tuduhan pencabulan yang dilaporkan oleh istrinya, HA.
Baca Juga : Sempat Takut Jarum Suntik, Korban Kanjuruhan Akhirnya Pulang Pasca Menjalani Operasi
Salah satunya video yang diunggah ulang oleh akun @tiktokopiko. Dalam video itu, Fahim mengungkapkan bahwa banyak pernyataan yang muncul dari pihak pelapor. Salah satunya, menyebut dirinya telah menikahi salah satu ustazah selama satu minggu.
"Dia (juga mengaku) mempunyai video (bukti) saya, kalau ada, saya ambil video itu, saya beli Rp 100 juta kemudian setelah itu kalau bukti-bukti itu ada di meja hijau di pengadilan, saya siap jalan jongkok dari Jember ke Jakarta, kalau perlu saya jalan jongkok telanjang bulat, lagi. Saya serius bicara ini," kata Fahim.
"Saya bertaruh. Kalau mereka mempunyai bukti yang katanya mencabuli atau apalah bahasanya, saya berani jalan jongkok dari Jember ke Jakarta telanjang bulat," imbuhnya Fahim.
"Saya bersumpah, Wallahi saya berani seperti itu," sumpah Fahim.
Seperti diberitakan sebelumnya, istri Fahim, HA melaporkan suaminya ke Polres Jember atas dugaan perbuatan cabul di sebuah kamar khusus dengan kunci fingerprint.
Dalam laporannya, HA mengaku tak bisa mengakses kunci tersebut. Namun malah disebutkannya kerap membawa santriwati di kamar lantai dua ponpes pada malam hari dan dikeluarkan saat dini hari.
Fahim pun mengklaim ruangan di lantai dua itu adalah tempat podcast. Karena dia mengaku kerap berdakwah di media sosial.
Baca Juga : Getaran Gempa Pacitan Hingga ke Tulungagung, Netizen Kompak: Lindu...!!
Hingga saat ini, sebanyak 15 santriwati Ponpes Al Djaliel 2 Jember menjalani visum di RSD dr Soebandi sejak Jumat (6/1/2022).
Kanit PPA Satreskrim Polres Jember Iptu Dyah Vitasari menyatakan bahwa 15 santri itu diberangkatkan secara bertahap sejak Jumat. Hingga Sabtu (7/1) proses visum itu belum membuahkan hasil.
"Kami berangkatkan seluruh santriwati untuk pemeriksaan visum di RSD dr Soebandi. Kurang lebih 15 orang sudah sejak kemarin," kata Vita, dilansir Detikcom pada Selasa (10/1/2023).
Vita mengatakan proses visum tersebut memang belum membuahkan hasil. Pihaknya pun masih menunggu hasil tersebut untuk menentukan langkah selanjutnya berkaitan dugaan pencabulan oleh kiai ini.
"Saat ini kami masih nunggu hasil pemeriksaan dan keterangan dari dokter. Nanti akan kami sampaikan proses selanjutnya apa. Mohon waktu," ujarnya.