free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ruang Mahasiswa

Hiruk Pikuk Gas Karbon di Piala Dunia Qatar 2022, berdampak pada Global Climate Change

Penulis : Masrurotul Kamalia Am - Editor : Redaksi

02 - Jan - 2023, 16:12

Placeholder

JATIMTIMES - Piala Dunia 2022 telah dilaksanakan pada 20 November hingga 18 Desember 2022, dengan Argentina sebagai pemenang dalam Piala Dunia tahun ini, Piala Dunia ini dilaksanakan di Iconic Lusail Stadium di Qatar yang mana stadium ini merupakan salah satu stadium terbesar yang ada di Qatar. Qatar telah menginvestasikan banyak uangnya untuk membangun stadium ini untuk mempersiapkan Piala Dunia 2022 ini, yang salah satunya adalah membangun pendingin udara atau AC di dalam stadium ini.

AC atau pendingin udara ini mempunyai teknologi yang menggunakan system surya atau matahari yang kemudian melewati lubang pendingin di luar stadium dan dikeluarkan melalui pipa-pipa yang berada di dalam stadium, yang mana hal ini menurut para ilmuwan merupakan teknologi yang terbarukan yang ditemukan setelah mencontoh pendingin pada mobil yang kemudian di upgrade menjadi lebih besar dan dapat diaplikasikan di stadium yang menampung kurang lebih 40 ribu orang ini.

Baca Juga : Jadwal Piala AFF 2 Januari: Indonesia Siap ke Semifinal, Filipina Tak Mau Dipermalukan

 

Namun, saat ini dunia sedang mengalami krisis perubahan iklim yang mana dunia saat ini sedang memanas, dan diramalkan bahwa apabila terus terjadi perubahan iklim ini maka dunia akan tenggelam akibat mencairnya es di Kutub Utara, salah satu penyebab krisis iklim global ini adalah dengan adanya gas emisi karbondioksida, efek rumah kaca, yang salah satunya disebabkan oleh penggunaan AC yang membludak di seluruh Dunia.

Pada Piala Dunia Qatar 2022 ini, Qatar membuat mesin pendingin yang sangat besar yang memasanganya di Stadium Lusail ini dengan kapasitas 40 ribu orang yang mana dapat dipastikan bahwa gas karbondikosida juga banyak dihasilkan dari keberadaan AC ini.

Kemudian disisi lain, diluar konteks stadium pelaksanaan piala dunia Qatar ini akan mengundang dan mendatangkan banyak penggemar dan para antusias bola untuk melihat secara langsung permainan ini berlangsung dengan mendatangi Qatar, hal ini secara tidak langsung juga menambah gas karbon di udara yang diakibatkan oleh lalu lalangnya Pesawat terbang yang mengantar dan menjemput para tamu Piala dunia di Qatar ini. 

Banyak sekali sebenarnya dampak terhadap krisis iklim global ini setelah terlaksananya Piala Dunia ini, yang juga salah satunya adalah kemungkinan terbesarnya adalah peningkatan suhu bumi akibat penggunaan AC dalam skala besar yang menggeluarkan emisi yang mengakibatkan semakin tipisnya lapisan ozon kita.

Baca Juga : Rekrut Cristiano Ronaldo, Followers Al Nassr Meroket hingga Tembus 5 Juta Pengikut

 

Kemudian juga gas-gas yang dihasilkan oleh transportasi yang mengantarkan para tamu ke stadium juga terhitung sebagai polusi udara yang menyebabkan krisis iklim global yang semakin parah, yang mana apabila krisis iklim global ini semakin parah maka dunia juga semakin sakit dan kita sebagai manusia juga terkena dampaknya dan dunia diperkirakan akan semakin tenggelam dengan mencairnya es di kutub utara dengan akibat pemanasan global.

Oleh karena itu seharusnya pemerintah harus membatasi penggunaan emisi gas karbon, terutama untuk Qatar yang beberapa waktu lalu termasuk penyumbang gas karbon dalam skala besar. Penulis berharap semoga seluruh negara dapat lebih aware terhadap perubahan iklim di dunia ini.


Topik

Ruang Mahasiswa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Masrurotul Kamalia Am

Editor

Redaksi