JATIMTIMES - Mixue akhir-akhir ini tengah menjadi tempat favorite para kaum remaja maupun orang dewasa.
Selain tempat yang disediakan Mixue ini nyaman, menu-menu yang dijual juga sangat terjangkau dan tentunya ramah banget di kantong.
Saking ramainya, Mixue sempat menduduki posisi kedua di Twitter pada Selasa (28/12/2022) kemarin.
Baca Juga : Hasil Survei, Kaum Milenial Sulit Miliki Rumah Sendiri
Mixue adalah bisnis dari China yang semakin terkenal di Indonesia. Gerai pertama Mixue di Indonesia berada di Cohampelas, Bandung yang dibuka pada 2020 lalu.
Mixue membuka lebih dari 6.000 gerai, kini totalnya sudah lebih dari 21.000 gerai di seluruh dunia. Mixue Ice Cream & Tea didirikan oleh Zhang Hongchao pada tahun 1997 dengan modal Rp 7 Juta dari sang nenek. Mixue hadir dengan konsep ice cream di pinggir jalan menggunakan gerobak.
Tiga produk utama yang dijual Mixue adalah es serut, es krim dan smootie. Dalam sehari, Hongchao bisa mendapat 100 RMB atau Rp 175 ribu dalam sehari.
Di tahun 2021 lalu, pendapatan Mixue melambung tinggi hingga mencapai Rp 22,4 trilliun. Angka itu mengalami kenaikan empat kali lipat dari tahun 2019.
Sejak awal, Mixue memang menyasar lokasi sub-urban dengan harga 5-10 yuan per gelas. Sementara kompetitor yang lebih populer seperti Nayuki dan Heytea menjual dari 10-15 yuan.
Mixue mengalami progres kemajuan dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 2007, Mixeu membuka tawaran franchise di Provinsi Henan. Lalu pada 2008, Mixue memiliki 180 cabang dan terdaftar sebagai perusahaan. Berlanjut pada 2010, Mixue bekerja sama dengan zhengzhou Baodao Trading Co., membuka franchise di seluruh negeri.
Kemudian, pada 2012-2014 membangun pusat produksi untuk menekan biaya produksi hingga 20%. Berlanjut pada 2018, Mixue melebarkan bisnisnya ke luar China, yakni Vietnam. Dan pada 2020, Mixue membuka cabang pertama di Indonesia yang berada di Bandung. Pada 2021, pendapatan Mixue tembus hingga Rp 22,4 trilliun. 2022 Mixue mendaftarkan dirinya di IPO bursa saham Shenzhen.
Zhang Hongchao mengembangkan bisnisnya dengan menerapkan 7 strategi ini.
- Harga Terjangkau
- Beralih dari bisnis keluarga menjadi bisnis manajemen profesional
- Menggunakan Model Bisnis waralaba
- Pinjaman tanpa bunga pada pewaralaba
- Kuasai rantai pasok dan logistik sendiri
- Ekspansif ke luar negeri dan menyesuaikan budaya lokal
- Memanfaatkan Tiktok dan Weibo merilis tema Mixue Bingcheng.