JATIMTIMES - Hari raya Natal yang biasanya disambut dengan suka cita. Namun, kesan itu berbanding terbalik dengan yang dirasakan oleh keluarga Vincensius Sari.
Bagaimana tidak, di momen bahagia tersebut Vincensius beserta keluarganya masih dirundung duka.
Baca Juga : Momen Libur Nataru, Okupansi Hotel di Kabupaten Malang Meningkat
Bapak tiga anak ini baru saja ditinggal pergi anak sulungnya untuk selama-lamanya. Yohanes Revano Prasetyo meninggal dunia saat Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.
"Saya sudah tidak bisa membayangkan lagi, saya masih sedih apabila teringat anak saya telah tiada," ungkap Vincensius sembari mengusap wajah saat Jatim Times berkunjung di kediamannya di Desa Kluwut, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Sabtu (24/12/2022) sore.
Kini, Vincensius beserta keluarganya hanya bisa mengenang memori indah bersama putranya. Menurutnya, semasa hidup Revano dengan sepak bola memang tak bisa terpisahkan.
"Revano ini anak pertama, anak kedua kelas V, yang bungsu masih kecil, anak saya semuanya cowok. Kalau anak saya yang Revano ini sejak umur tiga tahun sudah sering saya ajak nonton Arema di Stadion Kanjuruhan," ulasnya.
Beranjak remaja, Revano diikutkan dalam Sekolah Sepak Bola (SSB). Tepatnya pada saat dia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Semenjak ikut SSB itulah, Revano semakin mencintai sepak bola. Termasuk tak pernah absen untuk menyaksikan pertandingan saat Arema FC berlaga.
"Mulai kelas IV SD ikut SSB. Posisi bermainnya berpindah-pindah, terakhir bermain sebagai center back. Biasanya latihannya di Kepanjen. Termasuk dengan Stadion Kanjuruhan dia sangat familiar, almarhum juga sering bermain di sana," tuturnya.
Siapa sangka, kecintaan dalam dunia sepak bola justru merenggut nyawa Revano. Sabtu (1/10/2022) sore sebelum Arema FC bermain di kandang melawan Persebaya Surabaya, pelajar kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini, sudah bersiap berangkat ke Stadion Kanjuruhan untuk menyaksikan tim kesayangan bermain dalam derby Jawa Timur.
"Waktu itu Revano berangkat dari rumah bersama temannya yang dari tetangga desa, berangkat tiga anak. Setibanya di stadion, kabarnya dia bertemu dengan teman-temannya yang dari Kepanjen. Jadi nontonnya ramai-ramai," jelasnya.
Seperti biasanya, Revano dan teman-temannya menonton laga Arema FC yang saat itu melawan Persebaya Surabaya di tribun 13 Stadion Kanjuruhan. Semula keluarga tidak ada yang khawatir jika anaknya dalam bahaya. Sebab Vincensius beranggapan jika selama ini Tribun 13 merupakan tempat paling aman di Stadion Kanjuruhan.
"Sejak dulu kalau nonton ke Stadion, pasti di tribun 13 atau 14. Tribun situ istilahnya tribun untuk keluarga dan anak-anak, biasanya paling aman. Tapi waktu kejadian justru gas air mata ditembakkan di tribun 13," kenang Vincensius sembari matanya berkaca-kaca.
Baca Juga : Antisipasi Kemacetan Kota Batu, Manfaatkan Jalur Alternatif, Rekayasa Lalin Dilakukan di Titik Ini
Saat kejadian tersebut, Revano dinyatakan meninggal dunia. Remaja tersebut menjadi salah satu korban Tragedi Kanjuruhan yang sejauh ini telah merenggut nyawa sebanyak 135 orang.
"Anak saya meninggal dunia dalam keadaan tidak ada luka maupun bekas diinjak, sama sekali tidak ada. Tapi bagian dadanya terlihat seperti membusung, keras. Waktu di rumah, saya yang memandikan almarhum. Setelah saya siram pakai air hangat, dadanya menjadi sedikit lemas, tidak kaku lagi," ulasnya sembari menggambarkan jika dada yang mengeras itu terlihat seperti seseorang yang sedang kesusahan bernafas.
Sementara itu, sesaat setelah bercengkrama dengan awak media, Vincensius beserta keluarganya bersiap-siap untuk pergi ke gereja. Sebelum merayakan serangkaian acara Natal, keluarga sempat menghias pohon cemara.
Tidak lama setelah meletakkan beragam pernak-pernik pohon Natal serta beberapa barang milik almarhum Revano, Vincensius beserta keluarganya bersiap untuk pergi ke makam Revano.
Saat mengambil bunga dan lilin yang ada di kamar almarhum, suasana menjadi haru. Vincensius terlihat hanya bisa meratapi gambar foto putranya yang terpajang di meja khusus. Tatapannya terlihat kosong, sesekali menghela nafas, dan mengelap air mata yang telah membasahi pipinya.
Hingga akhirnya, sekitar pukul 15.00 WIB, dia beserta keluarganya pergi ke makam putranya. Di sana, mereka sempat memanjatkan doa bersama.
Vincensius yang memimpin doa sempat menangis tersedu-sedu. Tak lama kemudian, mereka beranjak dari pemakaman untuk bersiap pergi ke gereja.
"Kami yakin saat ini Revano sudah di surga," ucapnya singkat sebelum akhirnya beranjak pergi ke gereja untuk merayakan serangkaian ibadah Natal.