JATIMTIMES - Sudah 2 minggu bocah perempuan berusia 6 tahun diculik di Gunung Sahari, Jakarta Pusat, belum menemui titik terang. Sejak dibawa pemulung pada Rabu (7/12/2022), hingga kini bocah itu belum ditemukan keberadaannya.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin menjelaskan ada beberapa kendala yang dialami pihak kepolisian. Menurut dia, minimnya informasi soal pelaku menjadi salah satu kendala.
Baca Juga : Viral, Sopir Truk Jadi Korban Palak di Kelapa GadingĀ
"Jadi, kalau dilihat dari rekaman CCTV, kejadian tanggal 7 Desember pukul 10 pagi. Setelah dicek, durasi selisih waktu dengan real time hanya 4 detik. Artinya waktu mendekati kejadian sebenarnya," kata Kombes Komarudin, Selasa (20/12/2022).
Selain itu, Komarudin menyebut jarak CCTV yang jauh dengan kejadian lokasi juga sulit untuk dijadikan alat identifikasi pelaku.
Pihak keluarga juga melapor pada 9 Desember 2022 atau dua hari setelah kejadian dengan isi laporan kehilangan orang.
Bahkan polisi juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap sopir bajaj karena pelaku dan korban naik kendaraan itu saat kabur. Namun, sopir bajaj memiliki keterbelakangan mental sehingga ada beberapa informasi yang harus dicek ulang oleh polisi.
"Sopi bajaj ini bukan sopir asli, sopir tembak," kata Kombes Kamaruddin.
Diketahui sebelumnya, rekaman CCTV kronologi kejadian penculikan bocah di Jakarta Pusat beredar di media sosial. Dalam rekaman itu tampak pelaku mengajak korban membeli ayam goreng. Namun setelah membeli ayam goreng, bukannya kembali ke kios milik orang tua pelaku, namun malah naik bajaj berwarna biru.
Pelaku menenteng kresek berisi ayam goreng dan membawa korban naik ke bajaj. Dari keterangan sopir bajaj, pelaku dan korban turun di Stasiun Kota Tua, Jakarta Barat.
Baca Juga : Ahli Forensik Beberkan Alasan Otak Brigadir J Dipindahkan ke Perut setelah Autopsi
Menurut ayah korban, pelaku adalah seorang pemulung berinisial Y yang memang beberapa kali mampir ke kios ikan miliknya.
"Karena sering lewat, kadang mampir kemari dua atau tiga hari sekali. Sering pesen kopi, ngerokok bareng gitu. Kenal sepintas doang," ujar ayah korban.
Karena masih baru 3 bulan kenal, ayah korban mengaku belum mengetahui banyak informasi tentang pemulung itu. Hanya pernah sekali tanya tempat tinggal yang disebutkan tinggal di belakang Asrama Angkatan Darat.
Selain keterangan dari sopir bajaj, polisi juga berkoordinasi dengan Dukcapil untuk melacak identitas pelaku. Tak hanya itu. Polisi juga telah mengantongi ciri-ciri gerobak yang biasa dipakai pelaku saat memulung. Namun keberadaannya masih dicari.
"Ciri-cirinya gerobaknya (bagian luar) warna kuning, di rodanya ada kipas, gerobaknya yang menggunakan pedal pengayuh," ungkap Kombes Komarudin.