JATIMTIMES - Stadion Brantas di Kota Batu telah berusia sekitar 43 tahun. Setelah diresmikan pada tanggal 28 Juni 1979, hingga kini tidak banyak mengalami perubahan.
Saat ini, Stadion Brantas dipergunakan untuk relokasi sementara pedagang Pasar Induk Kota Batu. Karena itu, setelah Pasar Induk Among Tani selesai digarap, dan para pedagang dapat menempati kawasan baru, Pemkot Batu segera merombak Stadion Brantas. Desain stadion pun telah diketahui pemenangnya.
Baca Juga : 96 Jam Nonstop Nembang Macapat di Kota Batu, Upaya Pecahkan Rekor Muri juga Lestarikan Budaya
Pemkot Batu telah menetapkan pemenang yang terdiri dari Gerard Sahat Pardomuan, Priyo Warsito, dan Abigael Mardianto sebagai pemenang sayembara desain Stadion Brantas. Nama stadion yang mereka desain adalah Sasana Padu.
Sasana yang berarti tempat berlatih, dan Padu yang berarti menyatukan. Sasana Padu merupakan sebuah tempat berlatih untuk menjadi satu kesatuan yang utuh dan kompak.
Yakni menyatukan tempat olahraga dengan berbagai aktivitas seni dan budaya serta rekreasi dalam bentuk desain yang kontekstual, placemaking dan atraktif.
“Kami mencoba memanfaatkan potensi eksisting tapak semaksimal mungkin, seperti lahan berkontur, lokasi sangat strategis, dan berbagai aktivitas di Kota Batu,” ungkap Gerard.
Secara umum, konsep desain tersebut membuat kawasan Stadion Brantas untuk sepak bola, dan berbagai aktivitas lain, seperti pertunjukan, seni budaya. Kemudian ada juga ruang terbuka bisa untuk berbagai aktivitas lainnya.
“Kami juga mengkoneksikan antar hutan kota yang berada di area stadion, dan GOR dengan jogging track dan jalur sepeda,” tambah Gerard.
Sedang saat ini kawasan Stadion Brantas didalamnya terdapat bangunan Stadion Brantas, Gelanggang Olahraga Gajah Mada dan taman kota merupakan kawasan yang tidak dapat dipisahkan. Sesuau fungsi dan manfaatnya untuk meningkatkan SDM di bidang olahraga dan kesehatan jasmani dan rohani.
Selain untuk menunjang prestasi, kawasan Stadion Brantas juga diharapkan menjadi sarana rekreasi. Melihat kondisi eksisting, perlu adanya penataan kawasan dengan menambahkan sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku sehingga stadion dan kawasan layak dipergunakan untuk menunjang event nasional dan internasional.
Dalam sayembara tersebut Pemkot Batu menggandeng IAI Provinsi Jatim dan IAI wilayah Malang untuk menyelenggarakan Sayembaran Desain Stadion Brantas Kota Batu dengan tema “Function, Facade, Fun & Feasible” untuk menjaring gagasan desain Stadion Brantas dari masyarakat.
Sementara itu setelah Pemkot akan membahas Detail Engineering Design (DED) untuk pembangunan Stadion Gelora Brantas.