JATIMTIMES – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Jember, berkolaborasi dengan Bank Indonesia, Bulog Jember serta PG Semboro, Selasa (6/11/2022) menggelar pasar murah di 2 lokasi, yakni di Pasar Tanjung dan Pasar Kreongan Patrang Jember.
Pasar Murah ini digelar selama 3 hari dengan lokasi yang berbeda, sebagai upaya Pemkab Jember dalam menekan inflasi, dimana saat ini beberapa harga komoditas mulai mengalami kenaikan menjelang Natal dan Tahun Baru.
Baca Juga : Hasil Melimpah, Bupati Jember Apresiasi Petani Pisang dan Peternak Domba Desa Suco
"Sesuai dengan arahan Bapak Bupati, mulai bulan Desember ini. setiap hari Senin, Selasa dan Sabtu kami dari Disperindag Pemkab Jember menggelar operasi pasar, dimana operasi pasar ini kami menggandeng BI, Bulog Jember dan juga PG Semboro," ujar Bambang Saputro SH, Kadisprindag Jember.
Bambang menjelaskan, operasi pasar murah ini bertujuan untuk menekan inflasi di bulan Desember, dimana setiap momen menjelang hari raya keagamaan, seperti Idul Fitri dan Natal, akan dibarengi dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok penting.
"Alhamdulillah pada kegiatan operasi pasar yang diselenggarakan di bulan Desember ini, kami dari pemerintah Kabupaten Jember mendapat banyak dukungan, sehingga kedepannya akan menggandeng distributor atau perusahaan-perusahaan yang lainnya, dimana selama ini menyuplai kebutuhan pokok penting bagi masyarakat di Kabupaten Jember," ungkapnya.
Dalam operasi pasar ini, Pemkab menawarkan produk-produk bahan pokok seperti beras medium dan beras premium, kemudian ada gula, minyak goreng premium kemasan dan juga ada minyak goreng curah dengan dikemas dalam bentuk minyak goreng Kita kemasan sederhana.
"Ini sangat murah sekali dijual oleh Bulog Jember dengan harga Rp 12.500, sesuai dengan HIT pemerintah Rp 14.000 / liter," imbuhnya.
Baca Juga : Jelang Nataru, Inflasi Kota Kediri Terendah Ke-3 di Jawa Timur
Semenetra Dewi salah satu warga yang datang ke lokasi pasar murah mengaku sangat senang, dimana barang yang dijual di pasar murah ini harganya lebih murah, meski warga dibatasi jumlah pembeliannya.
"Ya senang ada pasar murah, harganya yang murah membuat kami pedagang kecil merasa terbantu, tadi saya beli telur di pasar murah harganya 27 ribu rupiah, kalau di toko-toko harganya Rp 28,5 ribu sampai 29 ribu, jadi ini sangat membantu,” ujar Dewi yang mengaku sebagai penjual nasi goreng.
Dewi berharap, kegiatan pasar murah ini bisa dilakukan lebih sering lagi, dan tidak hanya dalam satu hari, sehingga bisa membantu kebutuhan pedagang umkm seperti dirinya. "Mudah - mudahan ada lagi kayak gini terus mas, biar bisa membantu rakyat kecil yang jualan kayak saya mas," pungkasnya. (*)