JATIMTIMES - Skema antisipasi atau mitigasi terhadap kerawanan bencana di Kabupaten Malang diakui oleh dunia. Pengakuan tersebut diperoleh Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang.
Skema mitigasi Desa Tambakrejo tersebut diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau UNESCO. FPRB Desa Tambakrejo diakui oleh UNESCO punya kesiapsiagaan terhadap kerawanan bencana tsunami.
Baca Juga : Penting untuk Penyelenggaraan Pemdes, Camat Bantur Minta Semua Desa Ikuti Anugerah Desa Terbaik TIK
"Itu pengakuan dari UNESCO. Jadi, Desa Tambakrejo itu jadi salah satu desa yang rawan akan ancaman (gelombang) tsunami," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Nur Fuad Fauzi, Sabtu (26/11/2022).
Fuad menjelaskan, FPRB Desa Tambakrejo yang dibentuk sejak tahun 2014 itu memang dinilai aktif dalam menggelar kegiatan terkait mitigasi kebencanaan. Sebab, memang dalam kegiatannya juga tak jarang melibatkan BPBD Kabupaten Malang.
"FPRB-nya itu aktif. Jadi, kami latih terus. Akhirnya kita gladi lapang, gladi posko. Lalu kita pasang EWS (early warning system) dan segala macam (sarana dan prasarana penunjang)," jelas Fuad.
Keaktifan tersebut ternyata mendapat respons yang sangat baik dari masyarakat. Hal itu pula yang membawa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) turut melakukan pembinaan di Desa Tambakrejo terkait dengan antisipasi kebencanaan.
Hingga akhirnya, BMKG mengajukan skema mitigasi Desa Tambakrejo ke nasional untuk selanjutnya dapat diajukan ke UNESCO. "Begitu di nasional, ternyata masuk 10 besar. Lah yang 10 besar ini ternyata juga diajukan ke UNESCO," imbuh Fuad.
Atas hal tersebut, UNESCO juga bertolak ke Desa Tambakrejo untuk melakukan survei lapangan. Setidaknya, UNESCO selama 3 hari berada di Desa Tambakrejo untuk melakukan survei lapangan.
"Hasil survei lapangan itu dibawa ke Jakarta untuk dirapatkan. Dan akhirnya diundang ke Bali untuk presentasi ulang," jelas Fuad.
Setelah dilakukan rapat di Jakarta atas hasil survei lapangan tersebut, ternyata Desa Tambakrejo termasuk menjadi salah satu dari 7 wilayah di Indonesia untuk melakukan pemaparan di Bali sejak 22 November 2022 lalu.
Baca Juga : Pernah Dapat Penghargaan, Camat Bululawang Pastikan 14 Desa Bakal Ikut Anugerah Desa Terbaik TIK
"Lalu kemarin mulai 22 November dibahas di Bali dan teman-teman (FPRB) Tambakrejo juga presentasi lagi di sana, di hadapan forum UNESCO," terang Fuad.
Dari 7 daerah di Indonesia yang diundang, ternyata hanya 3 daerah yang berhasil mendapat pengakuan dari UNESCO terkait skema mitigasi bencana tsunami. Yakni Kabupaten Malang melalui Desa Tambakrejo, Kabupaten Lebak Provinsi Banten dan Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Jelas ini jadi suatu kebanggaan. Ini sekarang di Indonesia hanya 4. Awalnya satu, hanya Benoa (Kabupaten Badung, Provinsi Bali). Tahun ini mengajukan 7, ternyata yang bisa diakui hanya 3. Salah satunya di Kabupaten Malang," jelas Fuad.
Menurut Fuad, capaian tersebut merupakan buah kerja keras FPRB Desa Tambakrejo beserta seluruh elemen masyarakatnya. Terutama dalam memenuhi 12 indikator yang menjadi penilaian atas hal tersebut.
Ke-12 indikator tersebut secara umum meliputi kesiapsiagaan terhadap kerawanan atas bencana tsunami. Beberapa di antaranya seperti kelengkapan sarpras penunjang, kesiapan masyarakat, keaktifan masyarakat, pendidikan kssiapiagaan bencana dan indikator lain.
"Itu ada 12 indikator. Artinya bisa sampai diakui karena 12 indikator sudah terpenuhi semua," pungkas Fuad.