JATIMTIMES - Hingga saat ini, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Batu sudah mencapai 132 kasus. Jumlah tersebut terbilang tinggi karena mengalami banyak peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2021 silam, Dinas Kesehatan Kota Batu mencatat keseluruhan kasus DBD hanya 16. “DBD tahun ini banyak peningkatan jika dibanding tahun sebelumnya,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu drg Kartika Trisulandari.
Baca Juga : 3 Siswa SD Dicabuli Gurunya Sendiri di Bekasi, Kini Kabur dan Menghilang
Tingginya kasus DBD di Kota Batu, lanjut Kartika, karena mobilitas masyarakat dibandingkan saat pandemi covid-19 tahun 2021. Tahun ini tidak banyak penyekatan dan peraturan pembatasan perjalanan.
Dari penelusuran Dinkes, sebagian besar masyarakat Kota Batu yang terkonfirmasi positif DBD memiliki riwayat perjalanan di sekitar area Malang Raya. Ditambah adanya perubahan iklim menjadi salah satu faktor pula.
“Karena kondisi iklim di tahun 2022 juga, curah hujannya merata hampir tengah tahun. Sehingga media perkembangan nyamuk akan muncul lebih banyak," tambah Kartika.
Hanya, kasus kematian di Kota Batu tidak setinggi di daerah lainnya. Bahkan pada tahun 2021, tidak ada kasus kematian. Sedangkan tahun 2020 hanya satu kematian, sama halnya pada tahun 2022 ini.
Untuk meminimalisasi kasus DBD, Dinas Kesehatan Kota Batu meningkatkan koordinasi dengan rumah sakit. Dengan demikian, data kasus DBD maupun DD dapat segera disampaikan ke Dinkes untuk selanjutkan dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE).
“PE ini untuk memutus rantai penyebaran kasus DBD dengan meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” imbuh Kartika.
Baca Juga : Pohon Tumbang di Pacet Timpa 2 Mobil, Tewaskan 1 Korban
Kartika pun mengimbau kepada warga untuk untuk aktif dalam melakukan PSN. PSN ini dengan cara menguras genangan air dan menutup tempat air yang bisa menjadi sarang nyamuk. “Untuk menghindari terkena DBD, supaya aktif lakukan PSN serentak,” imbau Kartika.
Dengan dilakukannya PSN, upaya pencegahan serangan wabah DBD ini bisa ditekan karena mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegepty yang berbahaya.
Kartika juga berpesan agar membersihkan tempat potensial sarang nyamuk sebanyak seminggu sekali. “Dengan begitu, tempat-tempat tersebut bisa bebas dari jentik nyamuk,” ujar dia.
Menurut Kartika, jika warga bisa melakukan PSN dengan rutin, maka kemungkinan serangan DBD bisa ditekan. Upaya lainnya yang dilakukan juga, puskesmas secara berkala juga melakukan pemantauan jentik bersama kader jumantik di tiap desa/kelurahan se-Kota Batu.