JATIMTIMES - Ketua Koordinator Formasi (Forum Keamanan Siber dan Informasi) Gildas Deograt Lumy menyebut tak ada kamar hotel aman, yang pernah didatanginya. Pernyataan itu, disampaikan Gildas saat dirinya diundang untuk Podcast di channel YouTube Indrawan Nugroho. "Ada 100 lebih kamar hotel yang saya coba. Baik di dalam maupun mancanegara. Tidak ada kamar hotel aman, yang pernah saya coba," katanya.
Menurut Gildas, ada quote yang bilang amatir menyerang sistem, profesional menyerang orang. "Walaupun substansinya profesional nantinya juga akan menyerang sistemnya. Karena tujuan akhir serangan pasti sebuah sistem," tegasnya. Titik lemah dari sebuah sistem itu adalah orangnya. "Misal terkait dengan hotel, kita seringkali berpikir hotel itu aman. Dan sebenarnya rasa aman itu membuat kita lengah," katanya.
Baca Juga : Aksi Lucu Menteri PUPR Basuki di Sela-Sela Gelaran G20 Jadi Sorotan, Netizen: Pak Bas Emang Beda
Karena berpikir aman, mudah saja bagi seseorang untuk meretas hotel. Orang bisa dengan mudah masuk kamar yang bukan kamarnya dan mengambil barang di dalamnya. "Misalnya, kalau kita lupa kunci kamar hotel, kita akan minta ke resepsionis untuk dibukakan. Dan prosedur hotel itu ga banyak. Paling hanya 2 atau 3 prosedur," terangnya.
Prosedur pertama, kata Gildas, ada resepsionis yang hanya tanya namanya siapa, nomor kamar berapa. Ketika data yang disampaikan cocok dengan yang membuat reservasi, kemudian diberikan begitu saja kuncinya. "Prosedur kedua, resepsionis bilang, 'oke pak nanti petugas kita yang akan bukakan'. Maka kita datang saja ke depan kamar, nanti akan ada petugas yang datang membukakan," kata Gildas.
Kemudian ada prosedur lain, dimana secara ketat resepsionis berusaha memvalidasi identitas tamu yang kehilangan kunci. Namun tamu tak bisa berikan identitas karena dompet dan kunci tertinggal di kamar. "Yaudah balik lagi prosedur kedua atau pertama. Jadi ya memang hotel itu memiliki "keamanan sangat rendah". Hanya sekedar tau nama dan nomor kamarnya berapa (kita bisa masuk)," tandasnya.
Nah, misal tidak tau nama dan nomor kamar berapa, juga mudah saja kata Gildas. Kembali ditegaskan Dia, bahwa yang diretas adalah orangnya bukan sistem hotel. "Misal ketemu sama tamu hotel saat sarapan. Ngobrol, kenalan. Selesai makan, ngobrol setengah jam, balik kamar bareng-bareng. Nah akhirnya kita turun di lantai yang sama misalnya, trus kita tau nomor kamarnya, tau namanya ya udah selesai (kita bisa masuk ke kamarnya)," tandas Gildas.
Baca Juga : Warga Heboh, Presiden Prancis Berjalan Kaki dan Gendong Bayi di Bali
Jadi begitulah pernyataan Gildas cara mudah meretas hotel. Mudah bukan? Tapi cara ini bukan untuk dipraktikkan ya, Gildas hanya mencontohkan betapa lemahnya keamanan di hotel.