JATIMTIMES - Polisi akhirnya mengklaim sudah menemukan titik terang kasus kematian satu keluarga di daerah Kalideres, Jakarta Barat.
Namun, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi enggan menjelaskan secara detail titik terang yang telah ditemukan.
Baca Juga : Bupati Pringgodiningrat dan Tombak Kyai Upas yang Dikeramatkan Masyarakat Tulungagung
Ia hanya mengatakan bahwa tim gabungan telah memperoleh titik terang dari hasil penyelidikam yang lebih mendalam.
"Tim gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakbar memperoleh titik terang dalam penyelidikan berdasarkan metode penyelidikan induktif maupun deduktif," kata Hengki dalam keterangannya, Selasa (15/11).
Di kesempatan yang berbeda, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, kematian satu keluarga tersebut bukan karena kelaparan. Penyampaian itu berdasarkan hasil penyelidikan yang telah dilakukan.
"Tidak ke arah situ (kelaparan), tapi ini akan dibuktikan secara scientific crime investigation dulu ya, nanti kan kita di situ melibatkan kedokteran forensik kemudian kedokteran kepolisian," ujarnya.
Meski Zulpan menyebut faktor utama kematian satu keluarga itu bukan karena kelaparan, ia tahu secara pasti penyebab kematian para korban.
Lebih lanjut Zulpan mengatakan tidak paham dengan dugaan baru yang muncul yaitu dugaan keluarga itu menganut paham apokaliptik.
"Sementara bukan karena kelaparan, tetapi penyebabnya apa karena apakah karena menganut aliran tertentu, atau ada hal lain ini masih didalami," ucap dia.
Dugaan penganutan aliran apokaliptik itu muncul setelah kepolisian menemukan buku berbagai aliran agama di rumah keluarga Kalideres itu.
Baca Juga : Update Covid-19 Jawa Timur, Surabaya Tertinggi
Hal itu itu disampaikan oleh Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto. Benny juga mengatakan penemuan tersebut saat ini masih didalami.
"Betul sekali, Kompolnas menerima informasi dari Polres Jakarta Barat bahwa di TKP ditemukan beberapa buku yang berisi ajaran beberapa agama," kata Benny saat dikonfirmasi, Selasa (15/11).
Kemudian, Benny juga mengatakan dari hasil laporan saksi, keluarga tersebut sempat melakukan hal-hal yang tak lazim.
"Beberapa saksi pernah melihat beberapa (korban) memakai alas kaki plastik," tambahnya.
Lebih lanjut Benny mengatakan para saksi juga melihat kegiatan yang tak biasa dilakukan oleh keluarga tersebut.
"Melihat adanya hal-hal yang tidak biasa, seperti korban menutup diri dari keluarga, menggunakan alas kaki ditutup plastik, tidak mau ada listrik dan tidak ada makanan di TKP," ucap Benny.