free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

Netnografi, Terobosan Riset Mutakhir untuk Wujudkan Layanan PAUD Terintegrasi, Begini Penjelasan Dosen Unesa

Penulis : Muhamad Muhsin Sururi - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

14 - Nov - 2022, 21:14

Placeholder
Dosen PG PAUD FIP Unesa Mallevi Agustin Ningrum. (Foto: dok. Pribadi for TulungagungTIMES).

JATIMTIMES - Mendapat pelayanan pendidikan, adalah hak setiap warga negara. Sedangkan mewujudkan pelayanan pendidikan yang baik adalah kewajiban negara melalui lembaga-lembaga pendidikan yang telah dibentuknya.

Perkembangan teknologi informasi (IT) yang begitu cepat, juga mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat sehingga layanan pendidikan juga harus mengikuti perkembangan itu agar tidak ketinggalan. Lebih-lebih layanan pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) harus terus dikembangkan untuk mewujudkan layanan PAUD yang integratif dan tepat sasaran.

Baca Juga : DPMPTSP Pemkab Blitar Gelar Investment Service Day, Dorong UMKM Naik Kelas

"Pendekatan riset yang mutakhir perlu untuk terus dikembangkan guna mendukung layanan PAUD yang terintegrasi. Dan Netnografi sebagai terobosan riset mutakhir itu," kata Dosen PG PAUD FIP Unesa Mallevi Agustin Ningrum, Senin (14/11/2022).

Penilaian netnografi sebagai terobosan riset mutakhir bukan tanpa alasan, namun sudah melalui analisis dan kajian dari berbagai referensi ilmiah. 

Dijelaskan, kecanggihan teknologi telah mengubah semua aktivitas manusia secara global, hal ini tampak pada perubahan berbagai sendi kehidupan mulai dari gaya hidup, pendidikan, sosial budaya, ekonomi, dan sebagainya.

Kondisi ini sebagai bukti bahwa kehidupan manusia tidak hanya bisa diamati secara kasat mata saja, tetapi juga dapat dicermati melalui dunia maya yang memanfaatkan kecanggihan internet.  

"Netnografi dalam dunia penelitian dianggap sebagai penelitian terkini yang sangat bermanfaat dalam memotret sosial budaya yang dilakukan oleh sekelompok individu manusia melalui jaringan internet. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa kajian penelitian Rheingold (1993), Watson (1997), dan Wellman, Haase, Witte & Hampton (2001)," jelas wanita yang akrab disapa Levi.

Menurut Levi, netnografi menggunakan pendekatan kualitatif yang digunakan untuk menyelidiki interaksi sosial dan budaya komunitas online. Metode ini digunakan untuk melihat fenomena budaya yang terjadi pada komunitas online tersebut secara alamiah tanpa adanya campur tangan dari pihak di luar komunitas itu. 

Berdasarkan kajian Kozinets (2010), lanjutnya, netnografi sebagai riset yang mengadaptasi teknik riset etnografi untuk mempelajari budaya dan komunitas yang terjadi dalam komunikasi yang terhubung melalui komputer. Dalam kajian itu ditegaskan bahwa netnografi adalah bentuk khusus riset etnografi dalam menunjukkan kebiasaan unik dari berbagai interaksi sosial yang terhubung oleh koneksi internet. 

"Dalam kajian Kozinets (2015), ditegaskan bahwa hakikat netnografi ini terus berkembang menjadi teknik riset dalam bidang media sosial," terangnya.

Dalam perkembangannya, para peneliti telah mempunyai teknik yang efektif dan efisien untuk mendapatkan data dengan menelusuri web pada komunitas online dengan memotret pengalaman, ide, dan respon dari anggota pada komunitas online tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali informasi yang menarik dan tersedia secara online sekaligus menjadi bahan studi ke depan yang menarik seperti forum internet hingga platform media yang digunakan pada komunitas online saat ini. 

Selain itu, kondisi itu diperkuat dari hasil kajian Loanzon, Provenzola, Sirri wannagkul, & Mallak (2013) bahwa kontribusi penelitian netnografi ditandai oleh wawasan unik seputar peluang dan tantangan yang terlibat dalam komunitas online, beberapa di antaranya adalah komunitas aktif yang menggunakan media sosial baru seperti Facebook, YouTube, dan Instagram.

"Even Kozinets (2015) dalam penelitian terbarunya menekankan bahwa netnografi harus bergantung pada partisipasi aktif di media sosial dan ruang online lainnya," imbuhnya.

Perspektif ini, sebut Levi, telah mempengaruhi pengalaman netnografis dengan memberi pertimbangan untuk memajukan tradisi penelitian komunitas online, meskipun Loanzon dkk (2013) mencatat bahwa platform kerja jaringan sosial baru terus mengubah cara netnografer melakukan penelitian mereka. 

Baca Juga : Tiga Sungai di Tulungagung Ini Terkenal Angker, Inilah Jejak dan Faktanya

Bahkan, dalam buku terbaru Kozinets (2015), memberikan rekomendasi untuk mengembangkan penelitian interaktif netnografis melalui situs web. Dalam buku tersebut juga memberikan solusi yang elegan untuk beberapa masalah seputar wilayah online oleh para netnografer.

Hal ini diperkuat lagi dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wallace et al (2018) yang menemukan metode khusus dalam penelitian netnografi yakni dengan menggabungkan platform yang lebih baru untuk membangun komunitas online dari bawah ke atas dengan kelompok populasi tertentu yang dicirikan oleh ketidakadilan dalam bidang kesehatan sehingga melalui riset ini muncul istilah netnografi aktif. 

"Wallace dkk menyerukan tentang kesadaran untuk menyediakan ruang online untuk konsumen kesehatan tertentu dengan aplikasi kreatif netnografi yang menciptakan situasi yang naturalistik dalam rangka menggali data tentang kebutuhan kesehatan yang tidak terpenuhi dalam masyarakat," ungkapnya.

Levi menambahkan, riset netnografi aktif ini sejalan dengan Syrjala, Luo mala, dan Autio (2017) yang bertujuan untuk mempromosikan konsumsi makanan ringan yang lebih sehat kepada anak. 

Dalam hal itu, peneliti telah mengembangkan situs SNAC (www.snacwa.com.au) yang menyediakan nutrisi, sumber daya, alat, dan platform diskusi bagi mereka yang bekerja di pendidikan dan pengasuhan anak usia dini sehingga mereka dapat memberikan makanan yang sehat pada anak usia dini.

Studi SNAC yang dilakukan oleh Wallace, Devine, & Cost ello (2017) melaporkan bahwa pekerja di bidang pendidikan dan pengasuhan anak usia dini berjuang untuk menghadapi anak yang kesulitan makan dan hambatan orang tua dalam mengidentifikasi atau mengakses pemahaman tentang pemenuhan gizi yang seimbang, dan terkendala dalam mengikuti berbagai pelatihan nutrisi secara teratur dan berkelanjutan.

Lebih lanjut, hasil kajian Wallace et al, 2018) menjelaskan bahwa netnografi pada studi SNAC, dilakukan dengan sejumlah strategi ajakan kreatif meliputi keterlibatan secara aktif yang dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan interaksi pada komunitas online, merekrut anggota yang terlibat dalam SNAC dengan cara yang efektif secara online tanpa mengenal jarak dan waktu, melakukan kunjungan ke layanan pusat PAUD secara intensif, wawancara secara mendalam kepada para anggota SNAC sekaligus merekam melalui email dan telepon sehingga mendukung terlaksananya riset netnografi aktif-partisipasif.

"Pendidikan dan pengasuhan pada layanan anak usia dini perlu ada penelitian lanjutan yang mengarah kepada aktivitas komunitas online tidak hanya mengarah pada bidang kesehatan dan gizi saja, namun juga menambah kajian penelitian dengan web situs secara online dalam bidang pendidikan," ucapnya.

Terakhir, Levi menegaskan, untuk mendukung terwujudnya layanan PAUD yang terintegrasi, perlu pengembangan pendekatan riset mutakhir yang lakukan secara terus menerus.

Sehingga, pelaksanaan layanan PAUD dapat dilakukan secara holistik dan terintegratif dengan mengutamakan pendidikan yang telat sasaran dan bekerjasama dengan berbagai pihak terkait.


Topik

Pendidikan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Muhamad Muhsin Sururi

Editor

Sri Kurnia Mahiruni