JATIMTIMES - Tiga sungai ini masih dipercaya menyimpan misteri di Kabupaten Tulungagung. Tiga sungai ini, selain masih dianggap banyak aura misterius, ternyata juga beberapa kali terbukti mencelakakan orang yang beraktivitas di sana.
Berikut tiga sungai penuh misteri tersebut:
Baca Juga : Jadi Kreator Pertama di Indonesia, Begini Kisah Sinta dan Jojo
1. Sungai Larangan
Dikenal dengan sebutan Sungai Song (Kali Song) yang melintasi wilayah beberapa desa di Kecamatan Kauman. Dari jejaknya, sudah berkali-kali Sungai Song ini menelan korban nyawa.
Terakhir, seorang anak laki-laki tenggelam di sungai ini dan ditemukan beberapa hari setelah kejadian.
"Biasanya kalau akan ada korban, ada suara seperti orang bersorak dari atas," kata Sukar, Kepala Desa Karanganom.
Suara ini, sudah lama menjadi tanda-tanda jika akan ada kejadian di sungai yang airnya terkenal bening jika musim kemarau tiba.
2. Sungai Jirak
Banyak warga yang menyebut sungai yang berada di Desa Sumber Bendo, Kecamatan Pucanglaban ini cukup angker. Pasalnya, bukan sekali dua kali saja, di Sungai Jirak ini cukup sering terjadi kecelakaan.
Menurut keterangan warga, sebaiknya sebelum melintasi sungai ini pengguna jalan membunyikan klakson, agar jalan yang konon bisa tertutup makhluk astral ini tidak membingungkan.
Terkait hal ini, Kepala Desa Sumberbendo, Surani Gandos meluruskan jika sebenarnya Kali Jirak bukan angker. Namun, karena jembatan yang melintas berada di jurang maka sering terjadi kecelakaan dengan berbagai alasan.
"Kalau Kali Jirak itu karena lokasinya di jurang, tapi kalau angker itu saya kira tidak demikian," kata Surani, Senin (14/11/2022).
Baca Juga : Guru Ngaji Presiden Jokowi Jadi Wakil Imam Besar Masjid Sheikh Zayed, Akan Diresmikan Hari Ini
Justru kalau tempat angker, di Desa Sumberbendo ada yang namanya Belik Ringin yang konon ditunggu oleh pepunden yang dikenal dengan dengan nama Mbah Citro.
3. Tempuran Kali Pinka
Segitiga atau pertigaan sungai yang bermuara di Ngrowo ini juga cukup punya jejak mengerikan. Beberapa kali terjadi peristiwa yang cukup tidak masuk akal, namun menelan korban jiwa.
"Legendanya, ditunggu buaya putih," kata Hadi, warga sekitar.
Selain anak mancing yang tenggelam, juga pernah terjadi tenggelam hanya karena mencuci isi perut daging kurban.
"Di sini selain dipercaya tidak boleh digunakan membuang kotoran, berpikir dan berkata kotor juga dilarang," paparnya.
Terlepas dari percaya dan tidak, meski terlihat dangkal ternyata di bawah air ada semacam pusaran yang sangat dalam dan dapat menyeret siapapun yang tercebur di dalamnya.