JATIMTIMES - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI meminta agar Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Istanbul dan sekitarnya tetap waspada setelah terjadinya ledakan yang menelan korban jiwa.
"Berdasarkan database, jumlah WNI yang tinggal di Istanbul sekitar 500 orang. Namun, tempat terjadinya ledakan adalah tempat tujuan wisatawan, termasuk wisatawan asing yang bepergian ke Istanbul," kata pernyataan resmi Kemenlu, dilansir Liputan6.
Baca Juga : Penderita Covid di Lumajang Merebak Lagi, Warga Diminta Pakai Masker
Pihak Kemenlu juga meminta agar WNI tidak keluar ke tempat-tempat keramaian, jika tidak mendesak. Jika terjadi keadaan darurat, WNI diminta segera menghubungi perwakilan otoritas RI di Istanbul.
Pemerintah Indonesia mengecam aksi serangan bom dan menyampaikan duka cita mendalam atas insiden ini. Kemenlu juga berharap agar penanggung jawab insiden ini bisa segera ditangkap.
"Indonesia menghargai keputusan Presiden Erdogran yang tetap hadir ke pertemuan KTT G20 di Indonesia, di tengah kedukaan ini," ungkap Kemenlu.
Seperti diketahui, enam orang tewas dan 81 lainnya terluka pada Minggu (13/11/2022) usai terjadi ledakan bom, di wilayah Istiklal, Pusat Istanbul, Turki pada pukul 16.20 WIB atau 13.30 waktu setempat.
Dilansir Reuters, Presiden Turki Tayyip Erdogan menyebut serangan bom ini berbau seperti aksi terorisme. Seperti biasanya, akhir pekan di wilayah itu memang selalu ramai dengan turis maupun keluarga asli Turki.
Beberapa jam setelah ledakan, Wakil Presiden Fuat Oktay mengunjungi lokasi ledakan bom. Pihaknya berjanji untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya. Pihak berwenang juga mengatakan seorang pekerja kementerian pemerintah dan putrinya termasuk diantara korban yang tewas. Lima orang juga dirawat intensif di rumah sakit, dua di antaranya dalam kondisi kritis.
Baca Juga : Mengerikan, Ledakan Besar Terjadi di Istanbul Turki Tewaskan 6 Orang
Diketahui, Istanbul dan kota-kota Turki lainnya telah menjadi sasaran di masa lalu oleh separatis Kurdi, militan Islam, dan kelompok lainnya, termasuk dalam serangkaian serangan pada tahun 2015 dan 2016.
"Upaya untuk mengalahkan Turki dan rakyat Turki melalui terorisme akan gagal hari ini, seperti yang mereka lakukan kemarin dan besok," kata Presiden Erdogan pada konferensi pers sebelum terbang ke Indonesia untuk menghadiri KTT G20.
"Pelakunya akan dihukum sebagaimana mestinya. Informasi awal menunjukkan seorang wanita berperan dalam insiden ini," katanya.
"Penyidikan awal dari gubernur saya baunya seperti terorisme," tambahnya.