JATIMTIMES - Sebuah ledakan besar terjadi di jantung kota Istanbul, Turki, Minggu (13/11/2022). Akibat dari ledakan tersebut, sebanyak 6 orang meninggal dunia dan banyak orang yang terluka.
Ledakan terjadi di jalan yang menjadi pusat niaga populer di kalangan wisatawan. Dikabarkan ledakan itu terjadi sekitar pukul 16.13 waktu setempat di Istiklal. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menduga ledakan besar itu terjadi karena adanya teror. Lebih lanjut ia mengatakan jumlah korban akibat ledakan itu.
Baca Juga : Guru Ngaji Presiden Jokowi Jadi Wakil Imam Besar Masjid Sheikh Zayed, Akan Diresmikan Hari Ini
Erdogan mengatakan setidaknya ada enam korban tewas dan ada 50 lain yang terluka. "Mungkin ini salah jika kami mengatakan dengan pasti bahwa ini adalah teror, tetapi berdasarkan penyelidikan sementara dan intelijen awal dari gubernur saya yang menyatakan ini ada semacam aksi terorisme," ujar Erdogan seperti dikutip dari Reuters.
Dari informasi yang beredar, pelaku dalam aksi peledakan tersebut adalah seorang perempuan. Sejauh ini belum ada pihak atau kelompok milisi yang menyatakan bertanggung jawab atas ledakan di Istiklal itu.
Salah seorang saksi mata ledakan, Cemal Denizci kepada AFP menjelaskan detik-detik ledakan itu terjadi. "Saya berada sekitar 50-55 meter jauhnya, tiba-tiba ada suara ledakan. Saya melihat tiga atau empat orang [tergeletak] di tanah. Orang-orang berlarian karena panik. Suaranya sangat keras. Ada asap hitam," ucapnya.
Meski sudah terjadi ledakan dan korban berjatuhan, para pemilik toko yang ada di kawasa Istiklal itu tetap nekat membuka toko miliknya. Hal itu mereka lakukan sebagai bentuk pernyataan bahwa mereka tak takut dengan serangan yang telah diberikan oleh teroris itu.
Baca Juga : Gegara Gawai, Ini Prediksi Menyeramkan Manusia di Tahun 3000
"Kami tidak takut, kami mendengar ledakan tetapi kami tetap buka sepanjang polisi tidak datang dan meminta kami tutup," kata Mustafa Guler, seorang manajer restoran di sana.
Ledakan yang terjadi di jalan pusat Istiklal itu memang sudah sering menjadi serangan kelompok teroris. Dari mulai kelompok separatis Kurdi dan kelompok lainnya pada kurun waktu 2015-2016.
