JATIMTIMES - Berbagai dukungan terus mengalir pada kasus tragedi Stadion Kanjuruhan. Salah satunya Jurnalis Malang Raya (JMR) yang ikut andil dalam aksi merawat ingatan dalam peringatan 40 hari Tragedi Kanjuruhan dengan membentangkan puluhan foto 'Unpublish' di dua lokasi.
Dua lokasi tersebut berada di Stadion Kanjuruhan yang terpasang pada Selasa (8/11/2022) lalu dan tembok halaman Balai Kota Malang yang terpasang pada Rabu (9/11/2022) kemarin malam.
Baca Juga : Resmikan Balai Wartawan, Bupati Sebut Ide Besar Jurnalis
JMR mencetak foto-foto 'Unpublish' tersebut di media banner dengan ukuran 37,5 x 1,5 meter yang membentang panjang di dua lokasi tersebut.
“Aksi ini bertujuan untuk merawat ingatan kita tentang tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan ini, agar masyarakat juga melihat bagaimana Tragedi Kanjuruhan terjadi dari sudut pandang media,” ujar koordinator aksi, Fajar Agastya.
Aga menuturkan bahwa banner terpasang sejak Rabu (9/11/2022) tepat pukul 23.45 WIB. Saat memasang banner berukuran 37,5 meter, mereka dibantu beberapa Aremania.
Aksi ini murni inisiatif dari beberapa wartawan di Malang Raya. Mereka terdiri dari beberapa pos peliputan, seperti pewarta tulis, pewarta televisi hingga pewarta foto.
Banner tersebut merupakan hasil foto dari pewarta foto dimana hasil karyanya yang tidak terpublikasi di masing-masing medianya. Di situ, foto terpampang di banner yang melintang di sepanjang tembok pagar Balai Kota Malang.
Baca Juga : Satpol PP Kota Malang Sediakan Angkutan bagi Aremania Kembali ke Gajayana
“Jadi mulai tragedi terjadi, kemudian kondisi korban, aksi teman-teman Aremania turun jalan hingga proses autopsi semua terpampang di banner ini,” ungkapnya.
Total, ada 50 foto yang terpampang di banner. Dengan ini, Aga berharap ke depan bisa terus dilanjutkan melalui suara, tulisan ataupun aksi visual seperti ini. Karena hal ini juga menjadi kontribusi JMR untuk terus mendukung aksi usut tuntas dan memberikan keadilan kepada seluruh korban tragedi Kanjuruhan.
“Ke depan kami ingin melanjutkan aksi dengan berbagai media. Teman-teman wartawan televisi juga berencana membuat film dokumenter, lalu jadi buku dari kumpulan narasi berita rekan-rekan media cetak maupun online. Begitu juga pameran karya foto jurnalistik dari rekan-rekan fotografer,” pungkas Aga.