JATIMTIMES - Kebutuhan air bersih warga di 6 RT Dusun Sukomaju B, Desa Lebakharjo Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang terganggu lantaran pipa sambungan airnya terputus setelah diterjang banjir dan tertimbun material longsor pada Kamis (3/11/2022) lalu.
Keenam RT tersebut yakni RT 35 sampai RT 39 dan RT 41. Kepala Dusun Sukomaju B, Mustofa mengatakan, untuk di RT 35 hingga RT 39 merupakan saluran PDAM. Sedangkan untuk di RT 41 merupakan saluran Hipam.
Baca Juga : Akhir Pekan Kota Batu Bakal Diguyur Hujan, Wisatawan Jangan Lupa Sedia Payung
"Itu saluran PDAM peninggalan Comdeca dulu. Kalau yang RT 41 itu HIPAM, tapi karena tertimbun longsor jadi air juga tak bisa mengalir," ujar Mustofa, Sabtu (5/11/2022).
Setidaknya ada sekitar 165 KK yang terdampak. Rinciannya, 35 KK di RT 41 dan sekitar 130 konsumen PDAM yang tersebar di RT 35 hingga RT 39.
Menurut Mustofa, kerusakan tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak sebelum bencana pada Sabtu (5/10/2022) lalu. Namun tetap digunakan oleh warga.
"Yang PDAM itu kualitas airnya kurang bagus, penyaringnya rusak, tapi tetap digunakan warga," jelas Mustofa.
Selain itu, saat bencana terjadi pada Senin (17/10/2022) lalu, jaringan pipa PDAM itu mengalami kerusakan. Namun pada pekan lalu sempat dibetulkan oleh warga secara swadaya, namun sebelum dapat digunakan, 3 pipa masing-masing berukuran 3 dim itu harus kembali terputus.
"Kemarin itu sebelum bencana hanya tinggal membersihkan bak penampung airnya. Namun belum sempat digunakan, banjir Kamis (3/11/2022) lalu terjadi. Membuat pipa putus dan bak penampung tertimbun longsor lagi," terang Mustofa.
Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan air, warga terpaksa harus menggunakan sumur tua.
Baca Juga : Masih Berlangsung, Tim PDFI Lakukan Autopsi Terhadap 2 Korban Tragedi Kanjuruhan
"Jadi warga yang tidak punya sumur, ya harus numpang ke tetangganya," imbuh Mustofa.
Sementara untuk warga yang berada di RT 41 dirasa lebih sulit, karena dari warga yang terdampak sebanyak 35 KK, tidak ada yang memiliki sumur di rumahnya. Alhasil harus berjalan cukup jauh untuk mendapat air bersih.
"RT 41 ini wilayahnya ada di pinggir Kali Glidik, jadi tidak bisa digali sumur. Lalu warga mengandalkan semacam bak air yang ada pertengahan kampung yang cukup jauh, jadi kalau pagi atau sore antre," kata Mustofa.
Pihaknya pun tidak dapat berbuat banyak. Dan hanya mengandalkan swadaya warga untuk melakukan perbaikan. Rencananya, kerja bakti dan perbaikan akan dilakukan Minggu (6/11/2022) besok.
"Ya swadaya. Kita juga sudah koordinasi dengan pelanggan (PDAM) dan warga, bahkan juga iuran Rp 50 ribu per warga untuk ngelas pipa," pungkasnya.