JATIMTIMES - SMPN 2 Kauman Kabupaten Tulungagung mendapat penghargaan sebagai Sekolah Aktif Literasi Nasional 2022 dalam ajang Gebyar Literasi Tulungagung yang diselenggarakan oleh Nyalanesia, Kementerian Agama Tulungagung dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Tulungagung.
Penghargaan itu didapat, karena SMPN 2 Kauman telah berhasil dan berprestasi dalam membuat karya dan mengembangkan literasi sekolah.
Baca Juga : Dorong Pembangunan Kota Lebih Maju, Bappeda Kota Malang Sosialisasi Forum Satu Data Kota Malang
Koordinator Gerakan Literasi Sekolah SMPN 2 Kauman, Miswan mengatakan, penghargaan sebagai sekolah aktif literasi Nasional diraih dari program kerjasama dengan Nyalanesia dalam ajang Gebyar Literasi Tulungagung 2022 yang dikampanyekan sejak Januari 2022.
Dalam program itu, ada beberapa perjanjian atau syarat didalamnya, diantaranya adalah Sekolah harus menyiapkan karya tulis berupa Puisi yang kemudian dibuat antologi Puisi dan diterbitkan secara Nasional untuk masing-masing Sekolah.
Menurut Miswan, penghargaan yang didapat oleh SMPN 2 Kauman melalui proses yang panjang, dimulai dari koordinasi oleh para guru kemudian dilanjutkan menyuruh seluruh siswa untuk membuat puisi dengan tema "Keanekaragaman Pesona Kotaku Tulungagung".
"Hampir semua siswa mengumpulkan, kemudian karya itu oleh guru diseleksi. Dari 1.050 karya menjadi 500 karya, kemudian diseleksi lagi oleh tim Koordinator Gerakan Literasi Sekolah menjadi 70 karya," kata Miswan di ruang Kepala SMPN 2 Kauman. Rabu (2/11/2022).
Tak hanya siswa saja yang membuat karya, namun Bapak/Ibu Guru SMPN 2 Kauman juga membuat karya dengan tujuan untuk memberikan contoh sekaligus memotivasi kepada seluruh siswa.
70 karya dari Siswa dan 10 karya dari Guru SMPN 2 Kauman itu, kemudian dijadikan satu dan diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judul Keanekaragaman Pesona Kotaku Tulungagung. "Karya dari siswa dan guru itu, sekali diajukan langsung selesai. Tanpa ada Revisi," ucapnya.
Miswan menjelaskan, bukan hanya saat mengikuti event saja, budaya literasi sekolah di SMPN 2 Kauman sudah ada sejak lama, karena Kepala Sekolah selalu menggelorakan, selalu aktif dan selalu ikut kegiatan literasi di tingkat Kabupaten.
Dengan semangat yang digelorakan itu, pada akhirnya seluruh guru dan siswa bersama-sama bergerak menyukseskan gerakan literasi sekolah dan Gebyar literasi Tulungagung yang puncak acaranya pada Mei 2022 lalu.
Untuk membudayakan literasi sekolah, kata Miswan, setiap Sabtu diisi dengan gerakan literasi selama 1 jam pelajaran disemua kelas mulai dari kelas 7 sampai kelas 9.
"Secara paralel siswa ditunggui oleh guru yang mengajar di jam ke 2. Siswa disuruh membaca kemudian meringkas dalam jurnal dan di cek oleh guru bahasa Indonesia dan ditandatangani oleh guru. Ini diharapkan agar para siswa tertib dalam berkarya," jelasnya.
Dengan cara tersebut, Miswan menilai gerakan literasi sekolah yang dilaksanakan rutin pada jam pertama pelajaran itu bisa sangat efektif. Untuk menekan adanya plagiasi karya, para guru juga selalu menyampaikan kepada siswa bahwa plagiator melanggar Undang-undang dan ada sanksinya.
Adanya edukasi itu, membuat para siswa jadi takut untuk melakukan tindakan plagiasi bahkan melakukan edit karya saja para siswa tidak berani. "Di setiap pertemuan, siswa selalu dimotivasi untuk tidak melakukan plagiasi," ungkap Miswan.
Baca Juga : Genjot Kualitas Akademisi, Fakultas Syariah UIN Maliki Malang Datangkan 2 Profesor Universitas Malaya
Sebagai koordinator Gerakan Literasi Sekolah, Miswan berharap, seluruh siswa khususnya di SMPN 2 Kauman dan umumnya di Tulungagung dapat meningkatkan kegiatan literasi baik secara manual maupun digital, sehingga bisa membawa nama baik Sekolah.
Di tempat yang sama, Kepala SMPN 2 Kauman Sugito menambahkan, gerakan literasi sekolah diharapkan tidak berhenti usai mendapat penghargaan, artinya gerakan literasi sekolah harus terus dikembangkan.
Bahkan, gerakan literasi sekolah diharapkan bisa menjadi budaya di sekolah baik oleh guru maupun seluruh siswa di SMPN 2 Kauman yang dimotori oleh guru Bahasa Indonesia.
"Kedepan, gerakan Literasi Sekolah akan terus dikembangkan tak hanya literasi Bahasa Indonesia tapi juga literasi bahasa Inggris," katanya.
Menurut Sugito, dengan gerakan literasi sekolah, baik melalui Mading atau media lain, dapat menghilangkan kebiasaan vandalisme siswa. Sehingga literasi harus menjadi sebuah kebiasaan atau budaya.
Literasi sendiri, ada 3 macam didalamnya yaitu literasi tulis, literasi numerik dan Literasi digital yang semuanya mempunyai potensi untuk terus dikembangkan di Sekolah. "Harapan kami, nantinya setiap anak punya karya sendiri dan diterbitkan dalam buku," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Disdikpora Tulungagung Rahadi Puspita Bintara, melalui Sekretarisnya Syaifudin Juhri mengatakan, kerjasama antara Disdikpora dan Nyalanesia sudah pernah dilakukan sebelumnya.
Kerjasama yang pernah dijalin itu, menurutnya memang berdampak positif bagi pengembangan literasi bagi bapak/ibu guru dan anak-anak di sekolah.
"Kami sangat bangga dengan prestasi yang diperoleh anak-anak kemarin dan hari ini juga yang diperoleh oleh SMP Negeri 2 Kauman," kata Saifudin Juhri.
Dirinya juga berharap, pengembangan literasi di sekolah agar bisa lebih ditingkatkan lagi, sehingga menjadi tradisi dan budaya bagi anak-anak, baik budaya tulis maupun budaya baca.