JATIMTIMES - Ratusan massa berbaju hitam memenuhi area sekitar depan Gedung DPRD Kota Malang, Kamis (20/10/2022). Mereka membawa spanduk hingga poster dengan berbagai tuntutan.
Sejak pukul 9.00 WIB massa berkumpul di sekitar Stadion Gajayana. Mereka menunggu massa lainnya untuk bergerak.
Baca Juga : Pengusutan Tragedi Kanjuruhan, Pengamat: Polisi Terkesan Berbelit-belit
Sekitar pukul 10.30 WIB, massa aksi damai itu berjalan dari area Stadion Gajayana menuju area alun-alun Tugu Malang.
Massa aksi damai yang berjalan itu tidak mengeluarkan suara apapun ketika berjalan. Mereka memilih silent dan hanya berjalan tertib di sepanjang jalan.
Saat melintasi Kodim 0833, massa aksi yang mayoritas menggunakan baju hitam itu hanya memenuhi satu area jalan. Namun, mereka juga mempersilahkan pengendara motor dan mobil untuk melintas.
Ketika sampai di sekitar alun-alun Tugu Malang, massa aksi memenuhi jalan. Tapi tetap saja mereka juga memberikan jalan bagi pengendara yang akan melintas.
Tiba di depan Gedung DPRD Kota Malang, massa aksi itu kemudian duduk dan membentangkan berbagai tuntutan melalui spanduk dan poster, seperti "#Usutuntas RIP 01.10.2022" selain itu ada juga poster bertuliskan "Dibayar Rakyat Membunuh Rakyat, memegang pangkat bertingkah bangsat, Berbaju Pahlawan Berjiwa Pecundang, Suporter not Enemy".
Di situ, mereka juga tetap tidak mengeluarkan suara apapun.
Dari gestur aksi yang dilakukan, massa aksi itu ingin agar tragedi Stadion Kanjuruhan segera diselesaikan. Dengan pertimbangan banyak korban nyawa.
Aksi damai yang dilakukan sekitar 30 menit itu berjalan dengan lancar. Mereka hanya duduk dan silent.
Jalanan yang semula ramai kemudian ditutup oleh Dishub Kota Malang dibantu Satpol PP Kota Malang.
Baca Juga : Fun Football Bareng Presiden FIFA, PSSI Banjir Hujatan
Sekitar pukul 11.15 WIB, massa aksi kemudian berdiri dan menyanyikan lagu Padamu Negeri bersama-sama. Kemudian disusul bernyanyi lagu berjudul Salam Satu Jiwa.
Setelah bernyanyi, massa aksi kemudian membalikkan badan dengan satu komando. Mereka membubarkan diri dengan tetap berjalan tertib dan tak ada satupun suara yang dikeluarkan.
Di situ, juga tidak terlihat satupun petugas kepolisian yang mengenakan seragam yang melakukan pengamanan.
Uniknya saat membuka diri, beberapa massa aksi damai itu mengumpulkan seluruh sampah dengan menggunakan trash bag atau kantong plastik hitam besar.
Saat itu, juga tidak ada satupun massa aksi damai yang berkenan diwawancarai. Mereka lebih banyak diam dan membentangkan spanduk dan poster dengan berbagai tuntutan.