JATIMTIMES - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengindikasi terdapat signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia untuk sepekan ke depan.
Termasuk di Daerah Kota Kediri, Jawa Timur. Di mana ancaman curah hujan tinggi berpotensi terjadi.
Baca Juga : Sidak Pasar Wates, Mas Dhito Marah Besar Temukan Material Tak sesuai Spesifikasi
Seperti yang diutarakan oleh Indun Munawaroh, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri yang menyebut, masyarakat Kota Kediri perlu mewaspadai adanya kenaikan intensitas curah hujan yang lebat disertai petir dan angin kencang yang diprediksi terjadi selama 3 hari ke depan di mulai pada 17 Oktober - 19 Oktober 2022.
Sebab dengan kondisi cuaca tersebut mendorong risiko terjadinya bencana dengan potensi besar.
"Prospek cuaca ekstrem di wilayah Kota Kediri terjadi tiga hari ke depan, berlaku 17 - 19 Oktober 2022," kata Indun.
Indun pun mengimbau kepada masyarakat agar senantiasa berhati-hati dan menjaga diri dari potensi terjadinya bencana sewaktu-waktu. Selain itu, Indun mengaku kuga telah mengerahkan personilnya untuk senantiasa waspada, apabila perlu adanya respon cepat terhadap penanganan bencana.
"Seluruh personil BPBD Kota Kediri telah kita siapkan di lapangan. Termasuk peletakan personil pantau yang ada di Sungai Brantas yang saat ini mengalami peningkatan debit air," ungkapnya.
Baca Juga : Banjir belum Surut, Pengungsi di Sutojayan Darurat Kebutuhan Dasar
Sementara itu, berdasarkan analisis terkini bahwa kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan berpotensi meningkatkan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan.
Hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan, kemudian masih aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti MJO (Madden Julian Oscillation) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin juga secara tidak langsung masih akan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk sebagian wilayah Jawa Barat dalam beberapa hari ke depan.