JATIMTIMES - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Jatim) Dr Erwin Ashta Triyono menyatakan, sepanjang Tahun 2022 hingga Bulan September kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan serangan nyamuk Aedes Aegypti mencapai 8.894 kasus.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, mulai tanggal 1 Januari hingga 24 September 2022, terdapat 8.894 warga Jatim terserang DBD dengan jumlah kematian di bawah satu persen atau 110 orang meninggal dunia.
Baca Juga : Aremania se-Malang Raya Bakal Lakukan Aksi Damai Turun Jalan, Berikut Aspirasi yang akan Disampaikan
"Kalau di Jawa Timur totalnya kurang lebih sekitar 8 ribu totalnya, tapi kalau trennya sudah mulai menurun terus, paling tinggi bulan Januari," ungkap Erwin kepada JatimTIMES.com, Minggu (16/10/2022).
Menurutnya, pada Bulan Januari merupakan kondisi dengan curah hujan yang sangat tinggi, membuat berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, pada Bulan Januari sebanyak 2.828 orang terserang DBD dengan jumlah kematian 34 orang.
Sedangkan mulai Bulan Juli hingga Agustus 2022, tren kasus DBD terus menurun. Untuk Bulan Juli jumlah kasus DBD sebanyak 616 orang dengan jumlah kematian sembilan orang. Lalu memasuki Bulan Agustus sebanyak 436 orang terserang DBD dengan jumlah kematian tiga orang.
Maka dari itu, pihaknya terus menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat agar menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungannya masing-masing, terutama di rumah tinggalnya.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau agar masyarakat melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) minimal satu pekan sekali dengan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.
Baca Juga : Komisi C DPRD Jatim Minta Pemda dan Bulog Berkolaborasi Selamatkan Petani dan Lahan Pertanian
Sementara itu, dengan jumlah kematian yang mencapai 110 orang atau berada di angka satu persen dari jumlah total, pihaknya juga terus mengimbau kepada tenaga kesehatan di wilayah Provinsi Jatim agar tidak ketipu dengan kondisi kesehatan pasien DBD.
"Karena biasanya DBD itu hari ketiga dan keempat panasnya turun, padahal ancamannya itu baru akan muncul," tandas Erwin.