JATIMTIMES - Baru-baru ini, publik dihebohkan dengan pengakuan M. Rusdi, pemuda asal Probolinggo yang linglung selama 13 hari di Stadion Kanjuruhan. Rusdi mengaku tak pulang ke Probolinggo karena ingin menunggu tiga temannya yang tewas dalam tragedi Kanjuruhan Sabtu (1/10/2022).
Ternyata pengakuan Rusdi itu prank belaka. Ia hanya ingin sekadar mencari simpati publik.
Baca Juga : Tanggap Bencana, Polres Ngawi Kirim Bansos ke Tasikmadu Trenggalek
Dikutip dari video TikTok pojoksatu.id, Rusdi mengaku datang menonton laga Arema FC vs Persebaya Surabaya bersama tiga temannya, dua lelaki dan satu perempuan, bernama Alex, Aldi dan Aulia dari Probolinggo.
Ketiga temannya itu menjadi korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan. Namun berdasarkan data korban meninggal tragedi kanjuruhan, tidak ada nama-nama yang disebutkan Rusdi. Memang ada korban meninggal dari Probolinggo berjumlah 4 orang, tapi semuanya pria.
Selain itu, pemuda 17 tahun tersebut mengaku sebagai yatim piatu. Akibat tiga temannya meninggal, Rusdi disebut depresi dan berhari-hari tak mau pulang. Dia memilih tidur di Stadion Kanjuruhan.
Namun, Aremania Probolinggo mengabarkan bahwa Rusdi dicari-cari oleh keluarganya. Koordinator Arema Probolinggo Thorik Nursatrio juga menjelaskan alasan Rusdi ogah pulang ke Probolinggo. Ternyata dia pergi ke Malang karena mencuri handphone, uang kotak amal, dan ayam.
Sebelumnya, karena pengakuan depresi sebagai korban tragedi Kanjuruhan, Rusdi bahkan diangkat sebagai anak asuh oleh asisten pelatih Arema FC Kuncoro. Rusdi akan dimasukkan ke Pondok Pesantren Rejo Darul Musthofa, Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Namun ternyata, menurut salah satu pendamping santri embongan, Rusdi bertahan hanya dalam hitungan jam di pesantren itu. Hingga kemudian Rusdi keluar dari pondok pesantren.
Sebelum dibawa ke ponpes, Kuncoro bersama dua pemain Arema, Jayus Hariono dan Ahmad Alfarizi, juga sempat menemui Rusdi di sebuah warung depan Stadion Kanjuruhan. Mereka mendengar cerita Rusdi dan menaruh simpati hingga memberikan jersey, sepatu, dan perlengkapan lainnya.
Baca Juga : Wabah PMK Mulai Landai di Kota Batu, Harga Sapi dan Produksi Susu Tak Kunjung Stabil
Mesku begitu, Kuncoro tidak sakit hati atas prank Rusdi. Ia juga sudah mengikhlaskan bantuan yang diberikan. “Kemarin saya dapat informasi kalau dia diantar teman-teman Aremania ke RSJ Lawang. Di sana Rusdi dijemput keluarganya. Kabarnya, Rusdi ke Malang memang untuk melihat Arema. Untuk bantuan, tidak masalah. Niat kami memang untuk membantu. Terutama Aremania yang membutuhkan,” kata Kuncoro.
Kuncoro menyebutkan Rusdi memang mengalami depresi. Bisa jadi efek tragedi Kanjuruhan atau karena kehidupannya di Probolinggo. Oleh karenanya, Rusdi dibawa ke rumah sakit jiwa terlebih dahulu sebelum dijemput keluarganya.
Indikasi depresi memang terlihat dari gestur Rusdi. Ketika bertemu dengan tiga perwakilan Arema itu, dia terlihat semringah. Namun saat diajak berkomunikasi, terkadang hanya memberikan senyuman.
“Kalau soal nonton Arema, keluarganya memang membenarkan. Tapi untuk temannya yang jadi korban, kami kurang tahu. Yang penting sekarang dia sudah berada dengan keluarganya, ungkap Kuncoro.