JATIMTIMES - Sebelum Posko Crisis Center Dinas Kesehatan Kabupaten Malang bersama tim Dokkes Polda Jawa Timur mengunci data jumlah korban tragedi Kanjuruhan, sempat terjadi distorsi informasi yang diterima masyarakat.
Hal itu juga dibenarkan oleh Kabiddokkes Polda Jawa Timur Kombes Pol Erwinn Zainul Hakim. Menurut dia, selain karena terbagi dalam tiga metode pengelompokan, pencatatan data korban yang dilakukan secara manual juga menyebabkan adanya distorsi informasi terkait data jumlah korban.
Baca Juga : Irjen Teddy Minahasa Diduga Ditangkap karena Narkoba, Kapolri: Komitmen Kami Bersih-Bersih Polri
"Jadi, dalam proses identifikasi ini (korban), memang awalnya (datanya) naik turun karena kami tidak bisa menggunakan metode DVI (disaster victim identification) seperti biasa karena kematian dan pengelompokannya menjadi tiga," jelas Erwinn.
Pengelompokan pertama, pendataan jumlah korban bersumber dari fasilitas rumah sakit milik pemerintah. Yakni meliputi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karsa Husada Batu, Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, dan RSUD Kanjuruhan. "Total yang meninggal di sana fiks 44," imbuhnya.
Selanjutnya, pendataan data korban tragedi Kanjuruhan diambil dari fasilitas rumah sakit swasta. Inilah yang menurut Erwinn menyebabkan adanya perbedaan data perihal jumlah korban.
"Di rumah sakit swasta ini dalam beberapa kali kroscek data, sering terjadi perbedaan data," timpalnya.
Dari analisisnya, ketimpangan data yang diperoleh dari rumah sakit swasta tersebut disebabkan metode pencatatan yang dilakukan masih menggunakan metode manual.
"Karena yang dilaksanakan bukan proses identifikasi, tapi karena pada saat itu kondisinya tidak memungkinkan, (sehingga) pencatatan datanya adalah manual biasa," jelas Erwinn.
Selain itu, penyebab distorsi informasi perihal jumlah korban tragedi Kanjuruhan juga disebabkan adanya data dobel. Tidak jarang, setelah dirawat ke rumah sakit swasta, korban tragedi Kanjuruhan sebagian juga dirujuk atau dibawa ke rumah sakit fasilitas pemerintah.
"Sering terjadi setelah dibawa ke rumah sakit swasta, bergeser diulang lagi ke rumah sakit pemerintah. Jadi, ada data dobel atau pada saat ambil data, yang diambil itu ternyata orangnya sama," bebernya.
Sedangkan metode pengelompokan data korban terakhir, dijelaskan Erwinn, bersumber dari non-faskes. Dalam praktiknya, Polri bekerja dama dengan pemerintah daerah (pemda) guna memastikan mereka yang meninggal atau mengalami luka-luka merupakan korban tragedi Kanjuruhan.
"Terus yang terakhir, (kelompok) non-faskes, kita bekerja sama dengan pemda, mengecek seluruh kecamatan, kelurahan. Dipastikan yang meninggal itu betul karena korban (tragedi Kanjuruhan)," ujar Erwinn.
Baca Juga : Gelar Doa Bersama Risgo, Anggota DPRD Jatim Desak Pemerintah Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan
Guna lebih memastikan, tim yang dilibatkan dalam memonitor data jumlah korban tragedi Kanjuruhan menggandeng pihak kepolisian. Sehingga, Erwinn memastikan data yang saat ini disampaikan ke publik valid.
"Di kroscek oleh polsek setempat. Kemudian dikroscek juga dengan data-data yang sakit sehingga dipastikan datanya valid," tukasnya.
Terbaru, saat ini ada enam korban tragedi Kanjuruhan yang masih menjalani perawatan intensif di intensive care unit (ICU). Satu di antaranya dikabarkan sudah lepas ventilator.
"Sementara yang dirawat setahu kami ada enam yang di ICU. Sedangkan satu pasien yang di RSUD Kanjuruhan informasinya sudah lepas ventilator. Sementara yang dirawat di RSSA ada lima," tutup Erwinn.
Sebagaimana yang telah diberitakan, tragedi Kanjuruhan merenggut 132 orang nyawa. Terakhir, korban yang meninggal adalah gadis berusia 21 tahun yang bernama Hellen Prisella, warga Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
Hellen meninggal dunia pada Selasa (11/10/2022) sore. Selain mengalami luka di bagian wajah dan patah tulang, Hellen juga mengalami perdarahan di bagian organ dalam.
Sementara itu, Jumat (14/10/2022) malam, Bupati Malang HM. Sanusi dikabarkan akan mendatangi rumah duka Helen. Orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang ini akan turut dalam agenda tahlil dan doa bersama keluarga Helen.