free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Minta Maaf ke Keluarga Sam Nawi, 'Penjual Dawet' Tragedi Kanjuruhan: Ini Bukan Settingan

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13 - Oct - 2022, 00:52

Placeholder
Screenshoot video permintaan maaf perekam mengaku jualan dawet kepada keluar Sam Nawi (sumber Twitter @AremaniaCulture)

JATIMTIMES - Beredar video permintaan maaf yang dilakukan oleh perekam suara penjual dawet saat Tragedi Kanjuruhan kepada keluarga Sam Nawi, pentolan Aremania yang tewas dalam peristiwa itu. 

Dalam video yang diunggah @AremaniaCulture tampak perekam mendatangi rumah keluarga salah satu korban, yaitu Sam Nawi yang diterima oleh keluarganya. 

Baca Juga : Fokus Giat Keagamaan dan Libatkan Masyarakat, HUT Ke 21 Kota Batu Optimis Bangkit dan Berjaya

"Masih ingat rekaman suara yang viral memberikan kesaksian terkait tragedi di Kanjuruhan dan mengaku sebagai penjual dawet? Berikut video yang bersangkutan meminta maaf ke salah satu keluarga korban yaitu Mas Nawi Curva Nord," tulis akun tersebut. 

"Rekamannya viral mengaku penjual dawet di Gate 3 Kanjuruhan. Dalam pengakuannya menyebut bahwa Aremania mengeroyok polisi & memakai miras serta narkoba. Setelah ditelusuri penjual dawet tersebut tak pernah ada. Sampai H+9 ketahuan datanya kemudian rumahnya dijaga ketat polisi," ungkapnya. 

Dalam video permintaan maaf itu, tampak seorang perempuan yang memakai baju PDH khaki bernama yang meminta maaf kepada perempuan juga bernama 'Bu Eka'.

"Saya memohon maaf, berhubung dengan voice note yang beredar kemarin. Saya tidak ada tujuan apapun untuk menjelekkan nama almarhum," ungkapnya kepada bu Eka. 

"Demi Allah, saya lillahita'ala meminta maaf kepada panjenengan (kamu). Memohon dengan sangat tolong maafkan saya jika ada kata saya yang salah ya mba," ucapnya lagi. 

"Karena bukan maksud saya mencemarkan nama baik Mas Nawi, ya mba, tolong dimaafkan," ungkapnya. 

Dirinya juga meminta maaf kepada beberapa lelaki yang tidak terekam oleh video. 

"Dan untuk mas-masnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya karena tidak ada tujuan saya untuk menjelekkan siapapun di sini," ungkapnya. 

"Mba Eka, terima kasih jika panjenengan bisa menerima permohonan maaf saya ini. Demi Allah ga ada settingan apa-apa dan saya bukan suruhan siapa-siapa. Mohon maaf yang sebesar-besarnya," ujarnya sambil meraih dan mencium tangan Mba Eka. 

"Bukan apa-apa mba, saya beban mba," katanya kepada Mba Eka sambil menangis. 

Diketahui sebelumnya, beredar rekaman yang viral di media sosial usai Tragedi Kanjuruhan itu terjadi. 

Dalam rekaman itu, ada perempuan yang mengaku sebagai penjual dawet di Stadion Kanjuruhan. Ia membuat kesaksian atas tragedi yang menewaskan lebih dari 131 korban itu. 

Baca Juga : Yang Ditunggu-tunggu Warganet, Akhirnya Rizky Billar Penuhi Panggilan Polisi

Narasi yang diedarkan itu seolah-olah perempuan tersebut berada di lokasi untuk menjual toko dawer di dekat Pintu 3 Stadion Kanjuruhan. Dalam rekamannya, perempuan itu mengatakan bahwa tewasnya suporter Arema FC tidak disebabkan gas air mata tapi karena ulah penonton sendiri. 

Dia mengatakan penonton saling berdesakan keluar bahkan saling melakukan kekerasan saat mencoba keluar dari stadion. 

"Gas air matanya sebetulnya enggak terlalu anu (bahaya) kok. Cuman ini uyel-uyelane (desak-desakannya) sama sodok-sodokane (sikut-sikutannya) sama jejeg-jejegan (saling tendang) sesama suporter (yang lebih mematikan)," kata perempuan dalam rekaman itu. 

Lebih lanjut, Dia menyebutkan ada suporter yang bertindak keras dengan memukuli seorang petugas polisi. Padahal polisi itu sedang mencoba menyelamatkan seorang anak kecil dari kerumunan massa.

"Pak polisi ini menolong tapi dipukuli, kenapa saya tahu? karena saya selamatkan di toko saya," kata dia.

Perempuan di rekaman itu mengaku menyelamatkan petugas polisi itu dengan membawanya ke toko dawet miliknya.

Setelah polisi lari ke tokonya, menurut pengakuan perempuan ini suporter masih terus mengejar dan memukul polisi dengan menggunakan gentong dawet.

Dijelaskannya bahwa kekerasan itu terjadi karena para suporter Arema FC mengonsumsi minuman keras dan obat terlarang.

"Lha wong suporter sak durunge wes ngombe kabeh (sebelumnya sudah minum miras semua) yang meninggal pun itu banyak yang berbau alkohol... yang saya tolong Mas Nawi (suporter) itu ternyata juga pemabuk," ungkap perekam tersebut. 


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Sri Kurnia Mahiruni