JATIMTIMES - Rumah dan tanah retak yang terjadi di wilayah Kecamatan Tanggunggunung, telah di cek oleh Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBD) Tulungagung.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Tulungagung, Robinson Nadaek pihaknya telah mengirim petugas ke lokasi pada, Minggu (9/10/2022) lalu.
Baca Juga : Beredar Rekaman CCTV Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, TGIPF: Mengerikan Sekali
"Sudah, kita sudah ke sana melakukan identifikasi dan mendata berapa warga yang terdampak bencana ini," kata Robinson.
Lanjutnya, kondisi tanah yang kering dan gundulnya lingkungan membuat struktur tanah menjadi kritis.
"Saat tanah benar-benar kering, begitu kena air dalam jumlah banyak kondisinya menjadi kritis, akibatnya tanah menganga dan retak," ujarnya.
Kalau di atas tanah terdapat bangunan, maka keretakan ini merembet dan berakibat fatal.
"Bangunan di atasnya turut retak, bahkan ada kalau tidak salah kantor desa juga retak," ungkapnya.
Kondisi yang rumah retak menjadi rawan roboh, sehingga keluarga yang mengalami kejadian ini takut dan mengungsi.
"Tidak bisa ditinggali, rumah yang retak telah dikosongkan. Mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman," imbuhnya.
Saat ini, pihak BPBD Kabupaten Tulungagung masih melakukan koordinasi dan secepatnya akan menyampaikan ke Bupati Tulungagung, Maryoto Bhirowo.
"Kita sampaikan ke bupati dulu, solusi apa yang akan diambil untuk yang di Tanggunggunung ini," jelasnya.
Seperti diketahui, bukan hanya banjir dan longsor, akibat hujan di luar prediksi yang terjadi di Kabupaten Tulungagung, memaksa 51 kepala keluarga di Desa Tanggunggunung, mengungsi. Mereka terpaksa mengungsi di rumah kerabat terdekat dan membawa hewan ternaknya untuk diselamatkan.
Kepala Desa Tanggunggunung, Asmiatin mengatakan pengungsian puluhan warga ini akibat rumahnya terancam amblas, hingga tembok nya retak.
Baca Juga : Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta Dicopot, Diganti Irjen Teddy Minahasa
"Dari 51 rumah ini ada 11 dengan kategori parah, pondasi hingga temboknya retak," kata Asmiatin.
Kondisi ini disebut Asmiatin, akibat tanah yang labil setelah di guyur hujan. Namun, ternyata bukan berakibat longsor atau banjir melainkan amblas.
"Jadi bukan banjir atau longsor, rumahnya retak dan ambles," ujarnya.
Akibatnya, takut terjadi hal yang tak diinginkan para pemilik memutuskan meninggalkan rumah dan membawa serta ternaknya untuk diselamatkan. Kebanyakan yang mengalami tanah amblas ini berada di Dusun Kalitalun atau belakang kantor Kecamatan Tanggunggunung.
"Sebenarnya tidak terjadi di Desa Tanggunggunung saja, di lain desa juga terdampak. Untuk itu, kita berharap agar pemerintah daerah (Pemkab) mendata dan melalukan langkah untuk mencari solusi," ungkapnya.
Dari foto-foto yang dikirimkan Pemdes Tanggunggunung ini, terlihat puluhan rumah memang retak-retak. Bahkan, ada lahan kosong yang juga terlihat retak menganga cukup panjang membelah sisi kiri dan kanan.
Hingga saat ini, belum diketahui apa penyebab pasti keretakan tanag yang terjadi di wilayah ini.
Namun, terlihat petugas dari Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas setempat telah meninjau dan mendata lokasi kejadian ini.