JATIMTIMES - Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Kota Malang mendesak agar aparat atau pihak berwenang segera tuntaskan peristiwa tragedi di Stadion Kanjuruhan, pasca laga derby Jawa Timur (Jatim) Arema FC vs Persebaya.
Pasalnya ratusan nyawa melayang pasca laga Arema FC vs Persebaya. Dari data yang disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, sementara terkonfirmasi 131 orang meninggal dunia.
Baca Juga : Buntut Ricuh, Arema FC Dilarang Bermain di Stadion Kanjuruhan Hingga Musim Berakhir
Peristiwa ini pun menjadi perhatian dunia dan menempatkan sementara tragedi di Stadion Kanjuruhan ini menjadi terbesar kedua di dunia.
Mencermati beberapa hal tersebut, perwakilan LPBHNU Kota Malang Fajar Santosa menyatakan bahwa LPBHNU Kota Malang telah mengeluarkan empat poin pernyataan sikap merespons kejadian tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Pertama, mendesak agar dilakukan pengusutan secara tuntas ketidakprofesionalan pelaksanaan penyelenggaran pertandingan sesuai ketentuan perundang-undangan utamanya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang keolahragaan dan aturan lain yang mewajibkan penyelenggara menjamin dan mempersiaplan mitigasi terhadap keamanan dan keselamatan setiap orang yang hadir dalam pertandingan.
Kedua, agar melakukan pemeriksaan secara menyeluruh keterlibatan aparat keamanan yang secara represif dan tidak tepat menggunakan gas air mata dalam pengendalian suporter yang secara tegas dilarang dalam pasal 19 "FIFA Stadium Safety and Security Regulations."
Ketiga, agar dilakukan penyelidikan dan penyidikan secara tuntas dan transparan sebab utama dari meninggalnya ratusan suporter sehingga dapat ditemukan siapa orang yang bertanggungjawab atas hilangnya nyawa ratusan supporter ini.
Baca Juga : Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Wali Kota Sutiaji: 34 Warga Kota Malang Meninggal Dunia
Selain tiga poin yang telah disebutkan, dalam poin terakhir LPBHNU Kota Malang meminta kepada masyarakat Islam secara keseluruhan, utamanya pada warga Nahdliyin agar melaksanakan salat ghoib.
"Keempat, agar warga Nahdliyyin melakukan salat ghoib kepada ratusan korban yang wafat akibat tragedi kemanusiaan di Malang Jawa Timur ini," tandas Fajar.
Sementara itu, seperti yang telah diberitakan sebelumnya bahwa dari penuturan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan itu, sebanyak 131 orang meninggal dunia. Data akan terus diperbaharui, seiring perkembangan orang selamat, meninggal dunia maupun mengalami luka-luka baik ringan dan berat dalam tragedi Stadion Kanjuruhan.