JATIMTIMES - Ketua Umum (Ketum) Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) Mochammad Iriawan menegaskan bahwa Arema FC tidak diperbolehkan bermain di Stadion Kanjuruhan sebagai home base di sisa pertandingan BRI Liga 1.
Hal itu merupakan buntut atas Tragedi Stadion Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam. Tepatnya seusai kekalahan yang diterima Arema FC saat menjamu Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Baca Juga : Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Wali Kota Sutiaji: 34 Warga Kota Malang Meninggal Dunia
"Namun kami langsung mengambil langkah, pertama dipastikan Arema FC tidak boleh bermain di stadion home base Kanjuruhan selama musim ini berlangsung," ujar pria yang akrab disapa Iwan Bule ini, Minggu (2/10/2022) malam di halaman Stadion Kanjuruhan.
Hal itu dianggap sebagai langkah cepat yang diambil oleh PSSI dalam menyikapi peristiwa tersebut. Sembari melakukan proses investigasi pada tragedi tersebut.
"Hari ini tim dari PSSI dan PT LIB (Liga Indonesia Baru) ada di Malang untuk investigasi pelaksanaan pertandingan," terang Iwan Bule.
Selain itu, selama sepekan ke depan, dirinya juga memastikan bahwa bergulirnya BRI Liga 1 akan dihentikan sementara. Ia tidak menjelaskan detil terkait hal tersebut. Hanya saja pihaknya masih menunggu hasil investigasi.
"Satu minggu ke depan liga sementara dihentikan, kita menunggu investigasi. Mohon doanya supaya tim berjalan tepat dan tuntas," pungkas Iwan Bule.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan, dalam proses investigasi pada peristiwa tersebut, pihaknya telah mengajak tim dari Mabes. Yang terdiri dari Bareskrim, Propam, Inafis, Dokpol, Puslabfor dan beberapa lainnya.
"Pada tahap awal, kami sudah bekerja untuk memastikan identitas korban yang meninggal," terang Jendral Listyo Sigit.
Berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan dengan Dinas Kesehatan (Dinkes), hingga saat ini terkonfirmasi ada sebanyak 125 orang yang dinyatakan meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Dari data awal yang tersebar sebanyak 129 orang dilaporkan meninggal.
"Hasil verifikasi terakhir di Dinkes, terkonfirmasi yang meninggal dari awal informasi 129, saat ini data terakhir, jumlahnya 125, karena ada yang tercatat ganda," terangnya.