JATIMTIMES - Polda Jawa Timur bakal mendalami kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/9/2022) malam usai laga Arema FC vs Persebaya. Peristiwa tersebut sampai menghilangkan 127 nyawa.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan bahwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan akan segera didalami mengingat banyak nyawa melayang dan kerugian secara finansial.
Baca Juga : Kanjuruhan Rusuh, PSSI Hentikan Liga 1
“Kami juga harus dalami, kenapa suporter yang tidak puas itu sangat beringas,” ujar kapolda, Minggu (2/10/2022) pagi di Mapolres Malang.
Pada laga tersebut, polisi sempat mengeluarkan gas air mata. Hal tersebut yang diduga banyak mengakibatkan korban jiwa melayang karena kehabisan oksigen. Tapi, ada pula korban yang kehilangan nyawa karena terinjak-injak saat keluar dari Stadion Kanjuruhan.
“Keluarnya gas air mata itu diawali dengan peringatan kepada suporter sebagai upaya menghalangi agar tak lebih dalam masuk ke lapangan. Tapi peringatan itu tidak diindahkan, sehingga dilakukan upaya pencegahan,” beber Nico.
Menurut Nico, turunnya suporter dianggap membahayakan bagi pemain kedua kesebelasan. Bahkan dari laporan yang ia terima, ada beberapa anggota polisi yang dilawan suporter.
“Turunnya suporter membahayakan pemain, padahal sudah diingatkan. Sampai dilakukan perlawanan (oleh suporter) dan pemukulan kepada anggota,” ujar kapolda.
Baca Juga : Update Kerusuhan Kanjuruhan: 127 Jiwa Melayang
Kerusuhan Kanjuruhan pecah setelah kekalahan Arema dari tamunya, Persebaya Surabaya. Arema takluk 2-3.
Kecewa dengan kekalahan itu, suporter merangsek ke lapangan hingga terjadi keributan dengan petugas keamanan.
Karena kerusuhan tersebut, 127 jiwa melayang. Rinciannya, 125 Aremania dan 2 anggota Polri. Dalam kericuhan tersebut, 13 kendaraan rusak. Yakni 10 mobil milik Polri dan 3 mobil pribadi.