JATIMTIMES - Sejak naiknya harga BBM bersubsidi, konsumsi Pertalite khususnya di Malang Raya meningkat. Karena masyarakat lebih memilih Pertalite ketimbang Pertamax.
Section Head Communication and Relations PT Pertamina Patra Niaga wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus), Arya Yusa Dwi Candra mengatakan bahwa konsumsi BBM jenis Pertalite memang terus meningkat setiap harinya. Hal itu seiring naiknya harga BBM bersubsidi.
Baca Juga : Tanah Bengkok di Pagak Bakal Dieksekusi, Kades Sumberkerto Ungkap Beberapa Kejanggalan
“Ada kenaikan konsumsi BBM jenis Pertalite sampai 10 persen per hari (di Malang Raya). Ini naik dua persen ketimbang bulan lalu,” ujar Arya, Kamis (22/9/2022).
Jika dihitung secara rinci, konsumsi BBM jenis Pertalite kini tembus 1.250 kilo liter (KL) per hari. Dari tingkatan konsumsi BBM tersebut, ternyata penyumbang atau pembeli paling banyak dari kendaraan roda empat (mobil).
“80 persen yang mengkonsumsi (BBM jenis Pertalite) adalah mobil. Artinya sekitar 1.000 KL yang diisi untuk mobil,“ ungkap Arya yang sekaligus menyebut sebanyak 250 KL mengalir ke kendaraan roda dua.
Disinggung mengenai stok BBM, Arya mengklaim masih aman. Terutama pengiriman ke Malang yang masih diangka 2.200 KL per hari.
“Stok masih aman. Ketahanan distribusi plus cadangan setidaknya bisa sampai 10 hari,” kata Arya.
Sementara untuk BBM jenis Solar, ada kenaikan tujuh persen. Di bulan lalu, konsumsi Solar di angka 471 KL per hari. Namun saat ini sudah mencapai 503 KL per hari.
Untuk BBM nonsubsidi, misalnya seperti Pertamax, saat ini masih konsisten di angka 119 KL per hari. Begitu juga Dexlite dan Dex masing-masing di angka 15 KL per hari dan 10 KL per hari.
“Meski ada kenaikan di BBM subsidi, kami tetap mengontrolnya di aplikasi MyPertamina, karena di sana sudah terdeteksi konsumsi BBM-nya,” ungkap Arya.
Baca Juga : Komisi C DPRD Tulungagung, Realisasikan Program Pelatihan dan Bantuan Alat Bagi Pelaku IKM Pande Besi
Pada kondisi saat ini, Arya mengaku belum ada rencana untuk melakukan pembatasan konsumsi BBM jenis Pertalite. Bahkan, pihaknya saat ini masih melakukan uji coba scan QR Code subsidi tepat melalui aplikasi MyPertamina di SPBU.
“Bagi yang belum mendapatkan QR code tetap bisa mengisi hanya saja nomor polisi akan dicatat oleh petugas,” tuturnya.
Terpisah, salah satu pengendara motor di Kota Malang bernama Hilda Lia mengatakan bahwa untuk saat ini ia mengaku rela antri panjang untuk mengisi BBM jenis Pertalite. Karena saat ini Pertamax terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan pendapatan ia setiap harinya.
“Mau gak mau Mas ya milih Pertalite. Saya biasanya Pertamax, tapi kalau sudah segitu harganya, gak mampu saya,” kata Hilda.
“Saat harganya sudah naik gini kan siang biasanya antre, saya lebih milih beli malam hari,” jelasnya