JATIMTIMES - Pernah melihat kucing Busok? Kucing ini ras domestik endemik yang berasal dari Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, Madura.
Kucing Busok bisa dikatakan langka karena populasinya diketahui hanya berjumlah 100 ekor per 2018 lalu.
Baca Juga : Humas Mabes Polri Muat Berita The Wedding Expo Millenial JatimTIMES 2022
Kucing Busok memiliki ukuran lebih besar daripada kucing kampung. Kucing Busok memiliki postur tubuh yang mirip dengan ras leopard.
Bentuk mukanya agak persegi di bagian atas dan agak lancip di bagian dagu. Hidungnya berukuran sedang dan sedikit melengkung ke bawah di atas kulit hidung, mirip hidung singa.
Telinganya tajam dan agak mencuat ke atas. Warna bulunya abu-abu kebiruan polos.
Tekstur bulu Kucing Busok juga lebih tebal daripada kucing kampung pada umumnya. Melihat warna bulunya yang halus dan mengkilat seperti perak di ujung bulu, sekilas mirip dengan kucing ras Eropa ternama seperti kucing Biru Rusia (Russian Blue) dan kucing Bulu Peendek Inggris (British Short Hair).
Dikutip dari Instagram @apaajadibagi, Kucing Busok tidak bisa dikawinkan dengan kucing kampung sembarangan. Hal itu bertujuan untuk menjaga kemurnian ras Kucing Busok tersebut.
Selain tak mengawinkan Kucing Busok dengan kucing jenis lain, masyarakat Madura juga diketahui melarang jenis kucing ini keluar dari Pulau Raas.
Baca Juga : Raja Solo Pakubuwono VI, Tokoh Sentral di Balik Perjuangan Pangeran Diponegoro
Kabarnya, hanya Kucing Busok yang sudah dikebiri yang boleh dibawa keluar Pulau Raas. Masyarkat sekitar percaya jika membawa keluar Kucing Busok yang belum dikebiri dari Raas, akan mendatangkan kesialan.
Raas sendiri nama sebuah pulau yang berada di sebelah timur Pulau Madura, Jawa Timur. Masuk dalam wilayah Kabupaten Sumenep, pulau seluas 39 kilometer persegi tersebut adalah pusat administratif Kecamatan Raas yang terdiri dari sembilan desa serta pulau-pulau kecil di sebelah utara dan timurnya.
Pulau Raas diapit oleh Tonduk serta Sapudi. Raas dikenal sebagai salah satu lumbung sapi dan domba di Madura. Pulau Raas, berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia dari Badan Pusat Statistik pada 2020, tercatat dihuni oleh sekitar 43.400 jiwa dengan pekerjaan utama penduduknya adalah nelayan.