JATIMTIMES – Aksi perploncoan terhadap mahasiswa baru (maba) kembali terjadi di Kabupaten Jember. Hal ini dialami oleh VV maba dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Jember. Maba ini mengalami diare berat karena mengalami tekanan mental saat mengikuti kegiatan BEAT (Bimbingan Edukasi Anak Teknik) salah satu kegiatan dari Ospek Kampus.
“Awalnya saya melihat keponakan saya kok mengalami diare dan tidak wajar. Setelah saya periksakan ternyata diare yang dialami keponakan saya karena mengalami stress berat dan tekanan mental dari Ospek yang selama ini diikuti,” ujar Arif paman VV.
Baca Juga : Raja Solo Pakubuwono VI, Tokoh Sentral di Balik Perjuangan Pangeran Diponegoro
Arif mengatakan, bahwa kegiatan yang diikuti oleh keponakannya ini merupakan agenda BEM Fakultas Teknik dan bukan agenda resmi.Di mana kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan di dalam kampus tapi juga di luar kampus.
Bahkan dalam kegiatan tersebut, para senior melakukan tindakan yang membuat maba mengalami tekanan psikis, di mana banyak sekali kalimat-kalimat bentakan dan juga kalimat kotor yang disampaikan.
“Sepertinya tradisi lama seperti perploncoan masih diberlakukan, padahal saat ini kegiatan perploncoan di dalam kampus sudah dilarang. Kekerasan fisik tidak seberapa, tapi kata kata kotor seperti misuh dan membentak masih dilakukan. Ini yang membuat keponakan saya mengalami tekanan,” ujar Arif menambahkan.
Arif juga menjelaskan, bahwa tekanan yang dialami oleh keponakannya adalah saat maba disuruh mencari tanda tangan dari seniornya. Saat mencari tanda tangan ini, para seniornya memberikan tugas dan jika tidak selesai akan dimarahi habis-habisan.
Tidak hanya itu, menurut Arif, persoalan lain dari kegiatan tersebut adalah larangan bagi maba yang tidak boleh berboncengan sesama laki-laki. Maba baru harus berboncengan laki-laki dan perempuan dan tidak boleh diantar oleh orang tuanya.
Didung Rakhmad selaku Wakil Koordinator Bidang Humas Unej saat dikonfirmasi media ini mengatakan, bahwa saat ini pihak dekanat dan rektorat sudah berkomitmen untuk menyelenggarakan kegiatan penerimaan mahasiswa baru tanpa kekerasan dan sesuai dengan pemberitahuan PPMB (Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa Baru).
Kegiatan yang dilakukan oleh BEM FT (Fakultas Teknik) juga di luar aturan yang ditetapkan oleh pihak Unej. “Memang kami mendapatkan informasi ini dan sudah kami lakukan penelusuran bersama Dekanat FT. Kegiatan yang dilakukan oleh BEM FT di luar ketentuan. Sehingga kegiatan PPMB dihentikan sementara dan akan kami jadwal ulang,” ujar Didung.
Baca Juga : Jokowi Marah karena Banyak ASN Tak Bisa Buat Surat
Didung juga menjelaskan, bahwa saat ini pihaknya juga sudah mengeluarkan surat kepada mahasiswa baru dan juga orang tua mahasiswa dengan Surat Pemberitahuan Dekan Fakultas Teknik nomor 7504/UN25.11/KM/2022.
Di mana dalam surat tersebut, pihak Fakultas Teknik melarang kegiatan PPMB untuk melakukan dan mengucapkan ujaran kekerasan yang tidak sesuai dengan etika dan norma agama. Selain itu, berboncengan laki-laki dan perempuan selama pelaksanaan PPMB, melaksanakan kegiatan diluar jadwal yang dikeluarkan resmi oleh pimpinan fakultas, melakukan kegiatan PPMB sampai larut malam dan mengabaikan undangan atau berita yang tidak resmi dari media sosial.
“Bagi mahasiswa baru dan atau orang tua mahasiswa baru FT Universitas Jember yang mengetahui adanya tindakan yang di luar aturan dalam kegiatan P2MB dipersilahkan melaporkan kepada pihak Dekanat FT Universitas Jember bisa melalui nomor telpon 0331 484977 atau website UC3.unej.ac.id,” ujar Didung.
Sementara IL salah satu Maba Fakultas Teknik asal Bondowoso saat ditemui wartawan di halaman Fakultas Teknik mengatakan, bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui adanya aksi perploncoan yang menimpa temannya. Bahkan menurut dirinya, selama ini dirinya enjoy mengikuti kegiatan Ospek yang dilakukan di kampus Unej.
“Kalau perploncoan saya tidak tahu, soalnya saya tidak mengalaminya. Kalau kegiatan malam hari benar saya ikut, tapi tidak sampai pagi. Jam 9 atau jam 10 malam sudah selesai, tapi gak ngerti kalau kelompok lain. Soalnya jumlah maba ada 800 lebih mas dan dibagi 80 kelompok, per kelompok ada yang 20,” ujar IL sambil wanti-wanti untuk tidak menyebut namanya.