JATIMTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (OSHIKA Maba) 2022/2023, Senin (12/9/2022). OSHIKA Maba ini diikuti oleh 4.527 mahasiswa. Pada OSHIKA Maba itu, Rektor Unisma, Prof Dr Maskuri MSi menekankan, jika predikat sebagai mahasiswa banyak diidamkan anak bangsa.
"Predikat mahasiswa ini menjadi sebuah hal yang banyak diidam-idamkan anak-anak bangsa yang memiliki visi jauh ke depan, untuk menimba ilmu, mengasah hard skill dan soft skill, memperbaiki akhlak dan moral," jelasnya.
Baca Juga : Wakil Ketua Komisi VII DPR: Kenaikan Harga BBM Subsidi Tidak Bisa Ditolak
Lebih lanjut dijelaskan Maskuri, hal ini tentu agar hidupnya mampu memberikan manfaat dan kontribusi besar untuk mengubah budaya dan peradaban Indonesia serta dunia. Predikat ini kian eksklusif, sebab, hanya sekitar 10 sampai 15 persen penduduk seusia para maba yang dapat menikmati bangku pendidikan tinggi.
Menjadi mahasiswa adalah peluang emas untuk menempa diri. Status mahasiswa adalah kesempatan terbaik untuk memperluas perspektif dan memperjauh horison. Inilah saatnya menemukan harta karun dalam diri. Maka, kenali dan lesatkan potensi yang ada. Desain masa depan mulai hari ini.
"Bersyukurlah kepada Allah atas kesempatan mewah ini! Saat ini, Saudara tidak lagi bergelar 'siswa', saudara adalah ‘mahasiswa, siswa yang maha, siswa yang besar. Saudara mempunyai tanggung jawab besar. Seperti kata Paman Ben Parker, pamannya Spider Man, 'with great power comes great responsibility’," paparnya.
Para mahasiswa ini merupakan calon intelektual dan pemimpin masa depan bangsa. Sebagai intelektual, tentu tidak hanya dituntut menguasai bidang pilihan, tetapi juga sensitif dengan masalah yang berkembang di masyarakat dan bangsa. Untuk itu, pikiran dan tangan para mahasiswa akan ikut mewarnai bangsa pada masa depan.
"Hari ini adalah momentum awal saudara, dengan predikat, 'mahasiswa'. Masa depan yang akan saudara hadapi akan lebih menantang. Karenanya, dibutuhkan persiapkan diri dengan baik. Kampus ini akan berusaha memberikan yang terbaik. Namun, tanpa peran aktif saudara, hasilnya tentu tidak akan optimal," terangnya.
Di Unisma, para mahasiswa akan belajar disiplin ilmu-ilmu pilihan dan juga agama. Ilmu pengetahuan dan keterampilan yang akan dikuasai harus diimbangi dengan pemahaman agama yang baik. Keduanya saling melengkapi. Ini dikatakan Prof Maskuri seperti halnya kata Einstein, ‘ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu akan lumpuh’. Ini juga yang dipesankan oleh Mohammad Hatta dalam pidatonya.
Nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama'ah adalah akar Unisma. Akar ini haruslah menghunjam dalam, supaya cabangnya kuat, dan buahnya lebat. Sebagai penuntut ilmu, para mahasiswa adalah para mujahid. 3 sampai 4 tahun memang waktu yang sangat pendek untuk menuntut ilmu, tetapi waktu yang sangat panjang untuk disia-siakan.
"Karenanya, mulai hari ini, jadikan pembelajar sejati yang pandai mengelola waktu dan diri, untuk menggapai masa depan gemilang," paparnya.
Sementara itu, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kerjasama Unisma Prof Drs H Junaidi, M Pd PhD menyampaikan, jumlah total mahasiswa Unisma yang diterima tahun ini sebanyak 4.527. Untuk program strata-1 dari 23 program studi sejumlah 3.971 mahasiswa, program strata-2 dari 10 program studi sejumlah 535 mahasiswa, dan program strata-3 sebanyak 21 mahasiswa.
Adapun 4.527 mahasiswa baru, sejumlah 4.344 mahasiswa berasal dari 34 propinsi yang tersebar di Indonesia, dengan urutan 5 besar provinsi terbanyak berasal dari Jawa Timur 85,8 persen, Nusa Tenggara Barat 3,1 persen. Jawa Tengah 1,9 persen, Kalimantan Barat 1,2 persen dan Jawa Barat 0,8 persen.
Total mahasiswa asing yang terdaftar sebagai mahasiswa baru sebanyak 183 mahasiswa, dengan rincian, 27 orang mengikuti Degree Program dan 156 menempuh Non Degree Program dalam kepesertaan program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Pusat Pengembangan Bahasa Asing.
"Mahasiswa asing tersebut berasal dari 11 negara yaitu, Singapura, Amerika Serikat, Uzbekistan, Ukraina, Mesir, Suriah, Thailand, Filipina, Timor Leste, Rusia dan Malaysia.
Kita juga patut bersyukur bahwa mahasiswa baru S-1, sebanyak 56,8 persen berasal dari sekolah negeri," pungkasnya.