JATIMTIMES - Pendaftaran kendaraan di aplikasi MyPertamina ternyata belum begitu mendapat respons dari masyarakat luas. Padahal aplikasi tersebut dirancang oleh Pertamina agar penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bisa lebih tepat sasaran.
Berdasarkan data Pertamina, saat ini baru ada sebesar 6,4 persen atau sebanyak 2,1 juta kendaraan di Indonesia yang terdaftar di MyPertamina. Sedangkan di Indonesia sendiri ada sekitar 33 juta kendaraan.
Baca Juga : Dinkes Kota Malang Kerahkan 210 Pegawai, Usung Tema Germas di Karnaval Kota Malang
"Padahal, aplikasi ini akan digunakan untuk mengendalikan penyaluran BBM bersubsidi supaya bisa lebih tepat sasaran. Jadi baru 6,4 persen (yang mendaftar MyPertamina)," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dikutip dari berbagai media.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya mengatakan akan segera mengambil langkah, salah satunya dengan menggandeng Polri dan Jasa Raharja. Hal tersebut dimaksudkan untuk bisa mengintegrasikan data kendaraan yang dimiliki Korlantas Polri dan Jada Raharja dengan sistem pendataan yang ada di MyPertamina.
Nicke menilai bahwa hal tersebut harus dilakukan. Sebab menurutnya Pertamina tidak bisa hanya menunggu pendaftar untuk memasukkan kendaraannya di aplikasi MyPertamina.
Terlebih jika hal itu tidak dilakukan dengan segera, maka saat Revisi Perpres 191 tahun 2014 tentang pengendalian BBM bersubsidi terbit, kemungkinan akan berjalan kurang efektif.
“Jadi datanya itu (Korlantas) kita tarik. Di dalam data itu ada pelat nomor polisinya, pemilik, CC (kapasitas mesin), ada jenisnya, Ketika regulasi itu keluar, kita bisa langsung kunci berdasarkan data itu,” ujar Nicke.
Baca Juga : Dinsos-P3AP2KB Semarakkan Karnaval Budaya Nusantara Kota Malang Libatkan Pilar Sosial Binaan
Nicke menjelaskan, penyaluran BBM bersubsidi melalui MyPertamina terhadap kendaraan roda 4 ini akan lebih tepat sasaran. Pasalnya, nanti tiap kendaraan akan memegang 1 QR Code saat membeli BBM. Sehingga, ketika jenis kendaraan yang bisa mengisi BBM bersubsidi telah ditentukan pemerintah, khususnya untuk Pertalite, maka Pertamina sudah bisa mengatur sesuai ukuran kapasitas mesinnya.
“Misalnya yang berhak hanya CC tertentu itu kita bisa langsung set dari kantor pusat, dari command center, jadi kita kunci. Jadi ketika kendaraan QR Code itu di-taping di EDC kita dan CC melebihi ketentuan, maka dispensernya enggak bisa ngocor,” pungkas Nicke.