free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Kisah Seorang Ulama Gay dan Kerap ke Klub Homo, Lari dari Iran ke Turki

Penulis : Irsya Richa - Editor : Yunan Helmy

01 - Sep - 2022, 23:25

Placeholder
Taha, seroang ulama. (Foto: Tangakan layar @BeritaduniaTV)

JATIMTIMES - LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) kini sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat di penjuru dunia. Bahkan praktik LGBT juga dilakukan oleh seorang ulama  syiah di luar negeri.

Kisah ulama syiah itu diunggah dalam rekaman video oleh @BeritaduniaTV. Video itu menceritakan kisah seorang ustaz yang melakukan praktik LGBT. Namanya Taha, yang melarikan diri dari Iran  ke Istanbul, Turki.

Baca Juga : Peternak Keluhkan Luka Bernanah pada Sapi setelah Terkena Penyakit Mulut dan Kuku

Taha disebut menjalani ritual mengenakan pakaian tradisional Syiah sebelum pergi berdoa di masjid setempat. Dia seorang mullah. Seperti banyak mullah (gelar yang biasa diberikan kepada seorang ulama agama Islam) lain di Iran, mereka memerintahkan negara dan menasihati orang-orang tentang hal-hal spiritual. Mullah  sangat dihormati tapi juga ditakuti karena kekuatannya.

“Saya datang ke sini ke Istanbul untuk bertemu Taha setelah dia melarikan diri dari Iran karena gay. Saya telah meliput cerita seperti ini beberapa kali sebelumnya di Turki,” ucap pembawa acara tersebut.

Taha sebelumnya berada dari keluarga yang religius. Ayahnya ada seorang ulama lokal yang terkenal. Taha menghadiri sekolah Islam untuk menjadi seorang mullah ketika dia baru berusia 15 tahun dan naik pangkat menjadi hodja untuk Islam otoritas yang dihormati.

“Ketika saya bertemu Taha, dia mengatakan kepada saya dia mencoba untuk menutupi orientasi seksualnya. Tetapi kehidupan Taha terungkap terutama ketika dia mulai melakukan pernikahan gay secara rahasia,” tambah pembawa acara tersebut.

Saat pembawa acara itu bertanya, Taha mengakui adanya pernikahan gay. Pernikahan yang dilakukannya itu cukup sulit.

“Ya saya melakukan pernikahan gay beberapa bulan terakhir sangat sulit. Pihak berwenang menanyai saya beberapa kali tentang pilihan saya. Mereka mengatakan saya seorang ulama dan saya tidak boleh bertemu laki-laki gay,” kata Taha.

Para mullah lain yang curiga tentang orientasi seksual Taha memperlakukannya dengan kematian.

Di sisi lain, dahulu Iran tidak selalu begitu homophobic. Sebelum 1979 dalam revolusi Islam, Iran memiliki sikap yang sangat liberal terhadap seksualitas. Menjadi gay bukanlah kejahatan. Ada beberapa bar dan klub ramah gay.

Namun, setelah revolusi, semuanya berubah. Pemerintah Islam konservatif mengambil alih. Hari ini Iran adalah salah satu dari 7 negara yang menghukum mati karena perilaku gay.

 “Saya berbeda dari kecil. Saya feminin dan saya tidak tertarik dengan perempuan. Ketika saya mau SMA dan saya mendapat akses internet, saya belajar banyak tentang konsep itu,” tambah Taha.

Pada waktu yang sama Taha sedang sekolah di sekolah islam, Taha takut dan setiap hari menangis.

Baca Juga : Gambaran Ilmiah Terbelahnya Laut Merah ketika Nabi Musa dan Umatnya Menyeberang Lautan Terbelah 

 PBB mengatakan lebih dari 1.000 LGBT asal Iran mengungsi ke Turki, menunggu untuk dimukimkan kembali ke luar negeri.  Imigran tidak punya hak untuk bekerja di Turki dan sangat sulit seperti Taha.

“Sangat sulit bertahan bertahan hidup di sini. Saya tidak punya kekuatan seperti saya di Iran. Ketika saya menetap di sini karena tekanan pengungsi dari Iran meningkat, juga orang-prang beragama menyebut dan mempermalukan saya. .ereka mengirim pesan teks yang mengancam saya. Segera setelah mempostingnya di media sosial mereka menyerang saya,” imbuh Taha.

Taha menunjukkan gambar mullah yang berada di Iran, termasuk foto mantan Presiden Khatami. Awalnya Taha seperti mereka. Tapi setelah pembawa acara itu mengenalnya, sadar bahwa Taha seperti gay umumnya.

“Pada usia Anda seperti biasanya ke clubbing, bersenang-senang. Apakah anda melakukannya,” tanya pembawa acara tersebut. Taha pun menjawab dengan cekatan bahwa dia melakukannya beberapa kali. “Ya saya melakukannya. Saya pergi ke club gay beberapa kali,” jawab Taha.

Istanbul unik di dunia muslim karena toleransi kepada homo. Kota ini memiliki beberapa bar dan club gay.  Taha pun mengajak pembawa acara itu ke sana. Tapi sebelum itu dia berdandan dulu dengan gayanya. Menggunakan maskara dan blush on.

Taha membawanya ke tempat terkenal di Instagram. Tempat itu baru di Istanbul. “Saya duduk di sini bersama Taha. Dan di sisi lain ada 2 Iranian yang melarika diri dari negaranya,” terang Rumpty,  pembawa acara tersebut.

Rumpty pergi dari Iran 1 tahun lalu dan berencana menikahi pasangannya. Dia berharap segera melakukannya karena dia pikir seremoni ada sesuatu yang besar.

“Itu adalah hal yang sangat penting dan saya sangat senang untuk ini. Sebelum saya tahu mullah adalah orang yang mensahkan ini, mereka berdoa pada saat hari ceremony dan sekarang saya tahu ternyata di sini ada orang dapat mendoakan dan menikahkan saya,”  terang Rumpty.


Topik

Serba Serbi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Irsya Richa

Editor

Yunan Helmy