JATIMTIMES - Laut Merah, menjadi lokasi dimana Allah memperlihatkan keagungan dengan memberikan mukjizat kepada Nabi Musa untuk mempu membelah Laut Merah. Hal itu dilakukan agar Nabi Musa dan kaumnya bisa melintas untuk menghindari kejaran Fir'aun dan pasukannya.
Kisah Nabi Musa ini, diperkirakan terjadi sekitar 3.500 tahun silam. Hal ini juga telah diabadikan dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 50, "Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan."
Baca Juga : Kata Nabi, Kesembuhan itu Terdapat di 3 Hal ini, Apa Sajakah itu?
Terbelahnya Laut Merah ini, menurut peneliti dari Amerika, jika dilihat dari sisi ilmiah sangatlah mungkin. Diolah dari beberapa sumber, laut merah memiliki panjang satu pesisir 1900 km dan kedalaman laut paling dalam mencapai 2500 meter.
Dari penelitian, Nabi Musa bersama rombongannya diperkirakan menyeberang diwilayah Nuwaiba, Semenanjung Sinai, Mesir. Lebar lintasan yang diseberangi Nabi Musa dan umatnya, diperkirakan mencapai 900 meter.
Di kawasan ini, memiliki kedalaman perairan yang berbeda. Kedalaman maksimum di sekitar 800 meter ke arah Mesir dan 900 meter ke arah Arab. Jarak Nuwaiba di sisi timur Laut Merah hingga Semenanjung Arab di sisi barat cukuplah jauh, bahkan mencapai 1.800 meter.
Tentunya, tak bisa dibayangkan besarnya energi yang dibutuhkan untuk menyibakkan air dengan lebar dan panjang ratusan meter. Apalagi, hal ini juga dilakukan tidak dalam waktu yang singkat. Bayangkan, 600 ribu orang menyertai Nabi Musa melintasi laut yang terbelah. Sehingga, tentunya waktu terbelahnya laut merah cukuplah lama.
Dari analisa penelitian menggunakan perhitungan fisika, terbelahnya laut merah berlangsung selama empat jam saja, dibutuhkan tenaga atau tekanan sebesar 2,8 juta Newton per meter persegi. Hal ini bahkan melebihi kekuatan angin saat terjadi badai.
Pakar dan peneliti asal Rusia, Volzinger melakukan perhitungan jika kecepatan konstan angin sebesar 30 meter/detik atau 108 km/jam yang dibutuhkan untuk mampu menyibakkan air dengan kedalaman 800 meter.
Baca Juga : Cara Agar Hidup di Dunia Seperti di Surga
Dari hasil simulasi komputer, memang memungkinkan angin untuk dapat mendorong air pada atau titik sehingga terbelah. Pusat Riset Atmosfer Nasional (NCAR) dan Universitas Colorado memaparkan, hasil simulasi sangat cocok dengan kisah yang disampaikan dalam Exodus.
Laut Mediterania juga ditunjuk para peneliti sebagai tempat penyeberangan legendaris, yang juga memungkinkan terjadinya air laut membelah.
Terbelahnya air laut dapat dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum-hukum fisika.
"Hal itu kemudian menciptakan lorong bagi perjalanan yang aman dengan air pada kedua sisinya dan itu memungkinan air untuk tiba-tiba menutup kembali,"ujar Carl Drews dari NCAR.