JATIMTIMES - Belasan mahasiswa di Jombang melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD, Kamis 1 September 2022. Demo menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ini diwarnai aksi bakar poster dan menutup separuh akses jalan.
Aksi tersebut digelar oleh mahasiswa Undar. Awalnya massa mahasisiwa yang berjumlah 12 orang itu bergerak dari Kampus Undar menuju DPRD Jombang dengan berjalan kaki. Selama berjalan menuju tempat unjuk rasa, mereka menyanyikan lagu-lagu demonstrasi sembari mengangkat poster.
Poster yang dibawa bernada protes akan rencana kenaikan harga BBM. Isinya antara lain 'Turunkan Harga BBM', ‘Kasihani Kami Bapak, Orang Tua Kami Petani’, ‘’Infone Mazzeh BBM Murah', hingga 'BBM Naik Tinggi Susu Tak Terbeli, Kami Kurang Gizi'.
Tiba di depan Jantor DPRD Jombang di Jalan KH Wahid Hasyim sekitar pukul 12.00 WIB, massa unjuk rasa langsung menempati ruas jalan sebelah timur kantor DPR. Mereka menutup akses jalan dari utara ke selatan atau dari bundaran Ringin Contong menuju RSUD Jombang.
Awalnya unjuk rasa berjalan kondusif. Massa mahasiswa bergantian melakukam orasi. Namun, 25 menit kemudian, terjadi kerusuhan. Massa aksi yang mencoba membakar ban bekas mendapat perlawanan dari pihak kepolisian. Ban bekas pun langsung diamankan anggota Polres Jombang yang berjaga.
Tidak berhenti di situ. Massa mahasiswa lantas membakar poster tuntutan dan sebagian peserta unjuk rasa membakar bajunya. Selanjutnya, pendemo membuat formasi lingkaran dan di tengahnya terdapat poster yang dibakar.
"Kita di sini hanya menyampaikan aspirasi. Terima kasih buat Bapak Polisi yang sudah menjaga kami," teriak salah satu mahasiswa yang berorasi di lokasi, Kamis (01/08/2022).
Ketegangan kembali terjadi saat personel kepolisian kembali didatangkan. Massa mahasiswa didesak keluar dari Jalan Raya KH Wahid Hasyim. Aksi polisi tersebut mendapat perlawanan dari mahasiswa, sehingga aksi saling dorong pun terjadi. "Santai-santai, jangan dorong. Kita hanya menyuarakan," ucap salah satu pendemo.
Ketegangan antara mahasiswa dengan polisi terus berlangsung. Hingga akhirnya polisi memaksa mendorong massa mahasiswa masuk ke Mapolres Jombang.
Baca Juga : Pelajar Tenggelam di Sungai Brantas Ditemukan, Evakuasi Berlangsung Heroik
Koordinator unjuk rasa Abdul Hasan mengaku kecewa dengan aksi pengamanan polisi tersebut. "Kenapa kami bisa sampai ke kantor polisi ini. Karena kami aksi di depan gedung DPRD dan kami tidak tahu kenapa kami didorong-dorong bapak polisi. Sehingga kami disuruh ke kantor polisi ini," ucapnya saat diwawancarai wartawan.
Hasan mengatakan, aksi yang dilakukan mahasiswa merupakan bentuk protes atas rencana kanaikan harga BBM yang akan dilakukan pemerintah. Mahasiswa menuntut agar kenaikan harga BBM tidak dilakukan.
"Ada beberapa yang kita di sini sebagai masyarakat Indonesia khususnya dan juga sebagai mahasiswa di sini menuntut bahwasanya jangan sampai pemerintah menaikan harga BBM," ujarnya.
Menurut Hasan, kenaikan harga BBM hanya menyengsarakan rakyat kecil. "Yang akan kami lakukan selanjutnya. Akan ada mahasiswa-mahasiswa yang lebih besar yang akan turun ke jalan juga," pungkasnya.