JATIMTIMES - Anggota Fraksi NasDem Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, Jajuk Rendra Kresna menilai bahwa saat ini sudah waktunya para pemuda untuk mengenali dunia politik. Dirinya menilai bahwa diperlukan adanya regenerasi untuk meneruskan masa depan Indonesia dengan berpolitik.
"Ya penting banget lah (berpolitik), nanti masa depan Indonesia siapa yang mau ikut mikir kalau (generasi) tidak tertantang berpolitik," ujar Jajuk, Selasa (23/8/2022).
Baca Juga : Baca Doa Ini di Pagi Hari, Pahalanya Sangat Besar
Menurutnya, belajar berpolitik tidak harus dilakukan hanya dengan mengikuti sebuah lembaga formal saja. Namun juga bisa saja dilakukan dengan memperluas jaringan teman bergaul sehari-hari.
"Belajar tidak harus dengan lembaga formal. Dengan berteman, punya kawan dengan berbagai aktivitas, bisa saja sebagai proses pembelajaran politik," kata Jajuk.
Selain itu, ia mengatakan bahwa di era bertumbuhnya teknologi informasi saat ini, baik pemuda atau masyarakat secara luas harus bisa lebih bijak dalam menyikapi suatu hal. Sebab program-program yang berjalan saat ini juga menjadi bagian dari sebuah produk politik.
"Ya karena semua yang kita lakukan ini produk politik kok. Makanya kita semua harus bijak," terang Jajuk.
Selain itu, dirinya berharap pemuda juga punya peran lebih dalam menyaring informasi yang saat ini dapat dijangkau lebih mudah. Hal itu diperlukan di tengah berkembangnya teknologi informasi yang terjadi saat ini.
Baca Juga : Pemerintah Optimalkan Program G to G, untuk Tingkatkan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
Sebab dirinya menilai bahwa pemuda cenderung lebih punya banyak kesempatan dan ruang untuk bisa menyesuaikan diri dengan teknologi informasi. Untuk itu, setidaknya pemuda juga diharapkan bisa menjadi jembatan untuk menyaring informasi kepada orang tua yang menurutnya cenderung gagap teknologi (gaptek).
"Yang kita sasar bagaimana anak-anak generasi muda maupun orang yang cenderung gaptek bisa memanfaatkan media untuk komunikasi dalam menguatkan antar generasi untuk menjaga Indonesia. Kalau ada sesuatu yang diketahui sudah tidak benar, kenapa harua di-share. Itu kan bagian dari menjaga Indonesia," pungkas Jajuk.