JATIMTIMES - Ikatan MahasiSwa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur Lewat Ketua Bidang Hikmah, Poitik dan Kebijakan Publik, Ali Musta’in menolak tegas rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak ( BBM ) bersubsidi seperti Pertalite dan solar. Mereka melihat kenaikan itu akan memberatkan masyarakat.
Ta`in, biasa dipanggil rekan-rekannya, menunjukkan bahwa wacana tersebut justru akan memperparah kemiskinan di Indonesia. Rencana kenaikan BBM ini, menurutnya, tidak mungkin dipisahkan dengan keberadaan mafia migas. Karena, berdasarkan pengamatannya, penerimaan migas di Indonesia saat ini justru mengalami surplus.
Baca Juga : Bersaing dengan Kampus Lain, Ketua STKIP Bangkalan Fajar Hidayatullah Targetkan Kampusnya Jadi Universitas
“Pemerintah indonesia terkesan tegesa-gesa dan tidak berpihak kepada rakyat Indonesia dengan berencana menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi yakni pertalite dan solar dengan dalih harga BBM subsidi yang saat ini sudah membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Rp 502 triliun,” tegas Ta’in.
Sebelumnya, wacana kenaikan harga BBM disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan. Hal ini senada dengan pernyataan Presiden Jokowi yang menilai subsidi BBM membebani APBN yang sudah menghabiskan Rp 500 triliun.
Selain itu, Ta`in meyakini bahwa wacana bullish Pertalite dan Solar terkait erat dengan permainan politik pasar global, serta peran lembaga keuangan Internasional.
Alasan penghematan anggaran negara dinilai tidak tepat. Dia kemudian menyarankan pemerintah pusat mempertimbangkan kembali rencananya menaikkan harga BBM bersubsidi. Apalagi saat ini situasi ekonomi masyarakat belum sepenuhnya siap dengan kebijakan tersebut.
"Perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19 dan harga bahan pangan yang bergejolak. Jangan sampai rakyat Indonesia semakin menderita akibat rencana kenaikan harga BBM bersubsidi,” tambahnya.
Sebelumnya, semangat untuk membangunkan kesadaran kader IMM se-Indonesia diutarakan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Abdul Musawir Yahya lewat seruan.
Baca Juga : Astra Financial Catat Transaksi Rp 1,557 Triliun Saat GIIAS ICE BSD 2022, Melonjak 87,59 Persen
“Kita diam, kita zalim”, tegas Abdul. Oleh karena itu, ia langsung mengarahkan kader IMM se-Jawa Timur bergerak mengawal kepentingan rakyat dan menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.
“Segera menghentikan pembahasan kebijakan pengurangan subsidi BBM dan mengkaji ulang rencana menaikkan harga BBM . Pemerintah perlu mengkaji ulang sistem pengawasan dan memperketat distribusi BBM agar lebih tepat sasaran,” kata Ta’in.
Di saat perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19 dan permasalahan harga bahan pokok yang belum stabil, ia meminta pemerintah mengambil tindakan cepat untuk memperbaiki defisit anggaran negara, dengan tidak menghilangkan dan merampas hak-hak rakyat.
“Oleh karena itu IMM Jawa Timur mengecam keras atas kenaikan harga BBM yang tidak berpihak kepada masyarakat menengah ke bawah, dan menuntut pemerintah segera mengkaji ulang wacana kenaikan harga BBM. Hanya orang zalim yang melihat rencana ini lalu diam saja, dan IMM jawa timur akan selalu hadir di tengah problem kerakyatan" pungkas Ta'in.