JATIMTIMES - Sebanyak lima pasar tradisional di Kota Malang telah menerapkan pembayaran non tunai melalui Quick Response Code Standard Indonesia (QRIS). Di mana kelima pasar tradisional tersebut masuk dalam Program Pasar Sehat, Inovatif dan Aman Pakai QRIS atau disingkat "Pasar SIAP QRIS".
Berdasarkan data yang dihimpun JatimTIMES.com, lima pasar tersebut yakni pada November 2021 lalu, terdapat tiga pasar yakni Pasar Oro-oro Dowo, Pasar Klojen dan Pasar Sawojajar. Kemudian, pada Juni 2022 terdapat tambahan dua pasar yang menerapkan sistem pembayaran menggunakan QRIS, yakni Pasar Dinoyo dan Pasar Bunulrejo.
Baca Juga : Wujudkan Kampus Bersih dari Narkoba, Unikama Gandeng BNN
Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko mengatakan, bahwa masyarakat Kota Malang sudah siap dengan peralihan pembayaran keuangan menggunakan non tunai atau secara digital, salah satunya menggunakan QRIS. Perubahan ini ditandai dengan pembayaran non tunai serta pembelian melalui marketplace terus meningkat selama pandemi Covid-19.
"Kemudian yang tidak kalah pentingnya unsur pedagangnya itu juga sudah siap masuk ke digital, yang beli sudah siap, dan jaringan juga bagus jadi ada banyak aspek untuk bisa mensukseskan (program keuangan digital)," ungkap Bung Edi.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang 2020, terdapat total 28 pasar. Sebanyak 24 di antaranya merupakan pasar rakyat atau pasar tradisional yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari.
Lima pasar tradisional yang telah menerapkan pembayaran dengan menggunakan QRIS termasuk dalam 24 pasar tradisional yang terdaftar pada data BPS Kota Malang. Menurut Bung Edi, untuk jumlah pasar tradisional yang menerapkan pembayaran dengan QRIS diupayakan akan terus ditambah.
"Tidak saja kesiapan teknologi tetapi yang lebih penting adalah pelaku usahanya harus disiapkan jangan sampai teknologi masuk tapi tidak digunakan. Diusahakan pasar-pasar yang lain semakin bagus penerapannya di pasar," terang Bung Edi.
Lebih lanjut, adanya lima pasar tradisional di Kota Malang yang menerapkan pembayaran dengan sistem QRIS ini, disampaikan Bung Edi merupakan salah satu kesiapan dari masyarakat Kota Malang dalam menyambut perkembangan digitalisasi.
Selain di pasar tradisional, layanan berbasis digital juga telah diterapkan pada masing-masing tugas dan fungsi Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Di antaranya Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil), hingga Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP).
Baca Juga : Ini Sepatu Berkendara Offroad yang Paling Aman
"Saya contohkan parkir yang ada di kawasan aset Pemkot Malang sudah menggunakan digital dan itu terlihat sekali bagaimana efektif serta efisiennya mengurangi risiko kehilangan dan kebocoran (pendapatan)," tandas Bung Edi.
Menurutnya, sistem keuangan digital merupakan terobosan untuk mempercepat dan mempermudah transaksi keuangan serta berdampak baik terhadap pemulihan ekonomi daerah maupun nasional secara umumnya.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia (BI) Malang Doddi Sartono menuturkan, bahwa dalam membangun ekonomi di Kota Malang dapat menggunakan sistem keuangan digital.
"Jadi Bank Indonesia, perbankan dan semua pihak akan mendukung upaya pemerintah, pengusaha, pelaku UMKM untuk bertransaksi secara digital. Semakin cepat tumbuh, maka ekonomi Malang ke depan akan semakin baik," pungkas Doddi.