JATIMTIIMES - Prestasi petinju Banyuwangi yang tampil dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VII Jawa Timur (Jatim), bagi Mohammad Supin Arifin yang akrab disapa Supin, Pelatih Tinju Banyuwangi punya makna besar. Supin sampai mengibaratkan sebagai pembayaran tuntas atas rasa dendam terhadap beberapa oknum yang sengaja merusak cabang olahraga tinju di Banyuwangi khususnya.
Karena itu juga, saat mampu meloloskan empat petinju ke babak final dalam Porprov VII Jawa Timur yang digelar di Alun-alun Ki Ronggo Bondowoso, Supin begitu emosional dan histeris hingga berteriak keras. Aksi itu dilakukan usai mendampingi petinju di ring yang lolos babak final beberapa waktu lalu yang sempat mengagetkan kalangan pengurus tinju Jatim.
Baca Juga : Wamenparekraf RI Angela Tanoesoedibjo Tinjau Langsung Inovasi Homestay Naik Kelas di Banyuwangi
“Target kami dalam Porprov Jatim kali ini mampu mendapat medali perunggu saja sudah bersyukur, ternyata dalam kenyataan ada 4 petinju Banyuwangi yang lolos ke final. Atas hasil tersebut saya berteriak histeris di atas ring yang sempat mengagetkan pengurus Pertina Jatim,” jelas Pelatih tinju kelahiran Banyuwangi, 20 Juni 1970 di rumahnya pada Kamis (07/07/2022).
Merasa tidak enak dengan pengurus Pertina Jatim, suami Heni Sri Palupi tersebut, malam hari setelah kejadian menelepon untuk memberikan penjelasan atas sikapnya yang histeris saat berada di ring.
Ayah dari Azyra Desi Rachmawati dan Dwi Meylina Palupi itu mengungkapkan progam pembinaan cabor tinju Banyuwangi dalam beberapa tahun terakhir sempat terganggu akibat ulah oknum yang ingin merusak olahraga tinju.
Bahkan akibat ulah oknum tersebut akhirnya kepengurusan Pertina Banyuwangi sementara dibekukan oleh Pengprov Jatim setelah pengunduran diri Joko Misbono karena tidak tahan dengan tekanan yang dilakukan oleh oknum tersebut, imbuh pelatih Sasana Tinju Minak Jinggo Boxing Camp Glenmore Banyuwangi itu.
“Sebagai pelatih kami hanya menginginkan agar program pembinaan dan peningkatan prestasi tinju Banyuwangi bisa terus meningkat. Hal tersebut bisa terwujud apabila ada kerukunan kekompakan dan kerjasama yang baik antar elemen yang ada sehingga tercipta suasana kondusif,” tambah pengagum petinju Felix Tito Trinidad tersebut
Baca Juga : Tangkapan Ikan Bernilai Ekspor, Nelayan Kondangmerak Butuh TPI dan Dermaga Tambat
Sebagai petinju yang pernah merasakan sentuhan pelatih Sasana Pirrih Boxing Champ Surabaya Mario Lumacad dan saat ini sebagai sosok pelatih yang mampu mengantar petinju Banyuwangi mendapatkan 2 emas 2 perak dan 1 Perunggu, berharap ke depan olahraga tinju tetap eksis dan mencetak petinju jadi juara di tingkat Jatim, nasional maupun level dunia.
“Berikan kami suasana tenang dan kondusif untuk menggali potensi dan melatih petinju Banyuwangi agar mampu menjadi juara. Sehingga kami meminta Ketua Pertina Banyuwangi mendatang adalah sosok yang benar-benar peduli dan mampu menghidupi tinju bukan sekedar memanfaatkan olahraga tinju untuk kepentingan lain-lain,” pungkas petinju Indonesia era 90-an itu.