JATIMTIMES - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) melakukan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kadin Institute sebagai Implementasi MoU dengan Kadin Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Dalam penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) , ditekankan untuk meningkatkan sumber daya manusia, sesuai dengan salah satu visi FEB Unisma, yakni untuk menciptakan lulusan yang handal, berdaya saing dan mendukung Indonesia maju.
Baca Juga : Presiden Jokowi Lakukan Misi Perdamaian Rusia-Ukraina, Benarkah karena Hutang Budi Indonesia?
PKS ini juga untuk menjembatani mahasiswa yang tidak tertampung dalam program MBKM yang dikompetisikan oleh Kemendikbudristek. Maka FEB Unisma melakukan berbagai terobosan yang diterapkan secara mandiri maupun sesuai kebijakan kemendikbudristek.
Salah satu terobosannya adalah dengan bekerja sama bersama Kadin Jawa Timur dilanjutkan menyempurnakan kebijakan MBKM serta menampung mahasiswa FEB Unisma dalam 9 program merdeka belajar.
"Sejalan dengan program MBKM, FEB Unisma siap memberikan fasilitas bagi mahasiswa di semester 4 ke atas dari 9 program MBKM yang berhubungan dengan dunia industri, dunia usaha dan dunia kerja," papar Nur Diana SE MSi.
Ketua Umum Kadin Jawa Timur, H.Adik Dwi Putranto SH menyampaikan, bahwa Kadin Jawa Timur fokus pada program umum untuk meningkatkan sumber daya manusia. Sebab, ini merupakan salah satu kunci penting di sektor ekonomi baik di sektor UMKM, manufaktur, konstruktur, pariwisata.
"Teman-teman industri dan UMKM, jika ingin berkembang, menambah karyawan atau berinvestasi, maka yang difikirkan adalah sumber daya manusia,” tuturnya.
Ia menambahkan, salah satu program untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah saat ini Kadin Jawa Timur bersama Kadin Institute telah bekerja sama dengan Kadin Jerman dalam program pendidikan kooperasi dual sistem yaitu belajar di sekolah/Perguruan Tinggi dan belajar di industri.
Baca Juga : Armet Agro dan RAKA Kompak Bersinergi Salurkan CSR kepada Warga Suku Tengger
"Tanggung jawab meningkatkan sumber daya manusia sebagai tanggung jawab semua, tidak hanya Kadin saja, namun perlu ada kerja sama, sehingga saya berharap ada pihak dari Unisma yang bisa muncul sebagai master trainer dalam pelatihan pelatih tempat kerja," tambahnya.
Nurul Indah Susanti, sebagai Direktur KADIN Institute, menambahkan, bahwa mahasiswa yang lulus kuliah bukan hanya mendapat ijazah saja, akan tetapi perlu didampingi dengan sertifikat kompetensi. 3 aspek tersebut harus dimiliki oleh para lulusan melalui uji kompetensi.
"Seseorang disebut kompeten melalui 3 aspek, yaitu skill/keterampilan, pengetahuan/knowledge, softsklill/attitude. Program merdeka belajar kampus merdeka adalah implementasi paling penting agar output dari mahasiswa ini bisa diterima oleh industri," pungkasnya.