JATIMTIMES - Keputusan untuk berpindah keyakinan memang bukan perkara mudah. Apalagi ada sejumlah pertimbangan atau alasan yang melatarbelakangi seseorang untuk berpindah keyakinan. Terlebih jika keyakinan atau agama yang dipeluk, tidak sesuai dengan hati nurani.
Hal tersebut seperti yang dialami oleh gadis asal Kecamatan Polokarto, Jepara berinisial MP (22). MP memutuskan dan resmi untuk menjadi mualaf pada Senin (27/6/2022). Proses Pemualafan MP difasilitasi oleh Rumah Sedekah NU.
Baca Juga : Gadis 11 Tahun Asal Jombang Idap Gangguan Syaraf Otak Sejak Bayi, Sang Ibu Mulai Putus Asa
Prosesi tersebut dilakukan di Masjid Besar Baiturrohman, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Dengan disaksikan langsung oleh Inisiator Rumah Sedekah NU Nur Shodiq Askandar, Direktur JatimTIMES Lazuardi Firdaus, Ketua Harian Rumah Sedekah NU Agus Susanto, MUI Kecamatan Dau dan pihak Takmir Masjid Baiturrohman.
MP sedikit membagikan kisahnya sebelum dia memberanikan diri untuk menjadi Mualaf. Dimana sebelumnya, setelah kurang lebih selama 1 tahun lamanya, MP beraktifitas sebagai umat Buddha.
Hal tersebut bermula saat MP baru saja lulus dari sekolah menengah kejuruan (SMK) di daerah asalnya Jepara. Sebenarnya MP pun ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Namun karena orang tua MP ternyata sudah berpisah, untuk bisa berkuliah pun MP harus mendatangi ayahnya yang sedang berada di Samarinda. Atas saran dari ayahnya yang beragama Buddha itulah MP diarahkan untuk mendatangi salah satu vihara di Jawa Timur.
"Awalnya saya jadi Budhist itu dari ayah saya. Yang saya tahu kalau saya ke tempat yang dituju ayah saya bakal menjadi mahasiswa reguler, bukan jadi Pabbajita," ujar MP.
Dengan minimnya pendampingan dari orang tua dan kerabatnya, selama 1 tahun pun MP tidak dapat berbuat banyak. Dan tidak ada pilihan lain, ia pun mengikuti semua aktifitas umat Buddhist di Vihara tersebut. Termasuk aktifitas peribadatannya.
"Jadi ya saya ikuti. Saya memilih (mualaf) karena ingin dekat lagi dengan keluarga. Kalau di sana (Vihara) kan tidak bisa," terang MP.
Sedangkan MP sendiri sebenarnya sedari kecil sudah beragama Islam, sesuai dengan keyakinan yang dianut ibunya.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, setelah MP membacakan dua kalimat syahadat sebagai sayaratnya untuk kembali menjadi seorang muslimah, ia pun mengaku lebih tenang, dan lebih lega. Sebab sudah dipastikan akan kembali berkumpul dengan keluarganya di Jepara.
"Ya sedikit lega, seneng rasanya bisa kembali merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga. Kalau lebaran kemarin ya sedih," ujarnya dengan nada sedikit haru.
Baca Juga : Wadahi Aremania, Polres Malang Gelar Lomba Yel-yel dan Koreo
Beruntungnya, ada seorang kerabat orang tua MP, Bahtiar Arifin yang mau mengupayakan MP agar bisa kembali ke rumah berkumpul keluarganya dan kembali memeluk agama Islam. Dan saat itulah, Arifin meminta Rumah Sedekah NU untuk dapat memfasilitasinya.
"Jadi karena dia mengikuti bapaknya, ritual-ritual Budhist itu ia lakukan di sana (vihara). Lalu setelah bisa komunikasi dengan saya, dia (MP) cerita bahwa mungkin tidak sesuai dengan aktifitas (Budhist) dan ingin kembali ke fitrahnya sebagai seorang muslimah," ujar Arifin.
Sebenarnya, ia sudah bisa lepas dari vihara tersebut sejak tanggal 18 Juni 2022 lalu. Namun MP terlebih dahulu harus bisa melunasi biaya pendidikannya selama 2 tahun sebesar Rp 4 juta. Dari hal tersebut, Arifin mencoba berkoordinasi dengan Rumah Sedekah untuk dapat memfasilitasi MP.
"Yah ini, terjadinya baru sekarang ini," terang Arifin.
Sementara itu, Inisiator Rumah Sedekah NU, Nur Shodiq Askandar mengaku sangat bersyukur bisa memfasilitasi MP untuk dapat kembali ke fitrahnya dan menjadi seorang muslimah. Dia berharap bahwa peristiwa seperti itu, bisa menjadi salah satu kemanfaatan atas keberadaan Rumah Sedekah NU. Dan juga mitra-mitra Rumah Sedekah NU dalam menjadi fasilitator bagi seseorang untuk dapat kembali ke jalan yang benar, menuju fitrahnya dan menjadi seorang muslim.
"Maka yang bersangkutan kami harap bisa istiqomah, menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah sejati. Dan selanjutnya semoga yang bersangkutan bisa menjadi contoh, pihak-pihak lain ke aqidah yang diyakini, yang semata-mata karena Allah SWT," ujar pria yang akrab disapa Gus Shodiq ini.
Selanjutnya, pihaknya akan berupaya untuk terus melakukan pendampingan jarak jauh. Termasuk juga bimbingan yang kemungkinan dibutuhkan oleh MP. Selain itu juga pihaknya akan mengusahakan untuk memberi panduan bagi MP.
"Nanti mungkin akan kita bantu agar yang bersangkutan bisa mendapat beasiswa untuk kuliah. Tapi misalnya kalau mau di Malang, kalau di luar kota kan kita gak bisa ngontrol, jadi sekaligus agar keyakinannya semakin kuat," pungkas Gus Shodiq.