JATIMTIMES - Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar seminar hybrid dengan Tema “Strategi & Peluang Karir Bagi Profesi Akuntan di Era Digitalisasi”.
Seminar tersebut menghadirkan narasumber dari dua profesi yang berbeda yaitu Ari Jatmiko Hardjosubroto SE, Ak, CA, MBA, CFE sebagai Vice Presiden Internal Audi PT Bank BNI 1946 dan I Gede Auditta SE, MSA, Ak, CA, CMA, CFP, CSRS, CSRA, QWP, AEPP, CPA, CBA, CRMO, CRGP, CSP, CLI, ODP, CPA sebagai Partner dari Kantor Akuntan Publik Made Sudarma, Thomas & Dewi.
Baca Juga : Dandim 0811 Tuban: 12 Tim Ikuti Liga Santri Piala Kasad 2022
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang, Nur Diana SE MSi yang sekaligus membuka acara mengatakan bahwa seminar keprofesian akuntansi ini sangat penting untuk diikuti. Khususnya bagi mahasiswa dan dosen Program Studi Akuntansi agar mengetahui pergeseran kebutuhan SDM di bidang akuntansi akibat berbagai tantangan yang dihadapi akibat revolusi industry 4.0.
“Era digitalisasi tentunya banyak pekerjaan-pekerjaan yang telah digantikan oleh robotik maupun IT. Pekerjaan yang biasanya pada level bawah dan bersifat repetitive sudah tergantikan oleh robot maupun oleh IT,” tutur Diana di Meeting Room FEB Unisma Lantai 1.
Lalu, apakah kebutuhan akan profesi akuntan tetap tinggi pada era transformasi digital? Dan apakah peran akuntan bisa digeser oleh kehadiran teknologi? Diana mengungkapkan bahwa dunia digital yang sedang kita hadapi hanya melahirkan peluang dan manfaat besar bagi publik maupun untuk kepentingan bisnis.
“Namun di sini juga akan berimbas pada risiko yang berkaitan dengan kesinambungan usaha dan bagaimana kredibilitas profesi akuntan,” kata Diana.
Sementara itu, Ari Jatmiko Hardjosubroto SE, Ak, CA, MBA, CFE, Vice President Internal Audit PT. Bank Negara Indonesia 46 Tbk yang hadir secara online memaparkan Audit Internal dianggap independen apabila dapat bekerja dengan bebas dan obyektif.
Baca Juga : Kisah Penjual Roti Bertemu Imam Hambali
“Untuk memperoleh independensi tersebut, kedudukan Kepala SKAI dalam organisasi harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga mampu mengungkapkan pandangan dan pemikirannya tanpa pengaruh ataupun tekanan dari manajemen ataupun pihak lain yang terkait dengan bank,” kata Ari Jatmiko.
Dalam pemaparan I Gede Auditta, SE, MSA, Ak, CA, CMA, CFP, CSRS, CSRA, QWP, AEPP, CPA, CBA, CRMO, CRGP, CSP, CLI, ODP, ACPA, Partner Kantor Akuntan Publik Made Sudarma, Thomas & Dewi menjelaskan bahwa karir profesi akuntan publik memiliki persyaratan utama yakni CPA dan tidak harus di akuntan publik. Dapat bergerak di BNI, direktori, dan lain sebagainya.
“Jasa utama akuntan publik yaitu jasa asurance atas informasi keuangan historis dan non asurance, akuntan tidak cuma belajar tentang akuntansi, banyak hal yang perlu dipelajari seperti marketing dan lainnya. Ending jenjang karir akuntan bisa seperti membuka kantor sendiri, bekerja dengan perusahaan besar. Akuntansi membicarakan mengenai ekonomi, dengan istilah circle, karir akuntan memiliki banyak peluang. Peluang ada jika kita bisa memahami siklus,” imbuh Gede Auditta.
