JATIMTIMES - Harga lombok atau cabai di Kabupaten Tulungagung terus mengalami kenaikan signifikan. Di pasaran, harga eceran pada Minggu (12/6/2022) sudah mencapai 90 ribu rupiah per kilogram.
Harga ini tak jauh berbeda di petani, yang perkilogramnya mencapai 70 hingga 80 ribu.
Baca Juga : Gempa Pacitan Terasa di Tulungagung, Ramai Dibahas Warganet
Salah satu pembeli di pasar Tunggangri, Kecamatan Kalidawir, Amin (44) mengatakan untuk 2,5 ons cabe yang baru dibeli eceran harganya 23 ribu rupiah.
"Ini yang bagus, ada di bawahnya tapi harganya juga tidak terpaut jauh," katanya.
Untuk menyiasatinya kebutuhan cabe di rumah tangga, ia harus mengurangi kebutuhan per masak yang menggunakan cabe. "Istilahnya, pedasnya dikurangi," ujarnya.
Sementaranya itu, salah satu petani cabai Dion Sanjaya mengatakan di petani harga yang dibeli oleh pedagang untuk cabai besar dihargai 50 ribu rupiah per kilogram.
"Cabai rawit yang kecil dihargai 70 ribu rupiah dipetani," kata Dion, saat d konfirmasi.
Faktor yang menyebabkan cabe mahal ini diungkap oleh Anto (35) petani lainnya di wilayah Sumbergempol. Ia mengatakan,faktor yang utama mahalnya cabai adalah karena cuaca yang sulit ditebak.
"Dibilang kemarau, hujan masih terus terjadi," ucapnya.
Baca Juga : Edarkan Sabu, Pelayan Kafe di Tulungagung Ditangkap
Akibatnya, selain mengakibatkan rontok sebelum menua juga pohon cabe mudah terserang penyakit atau hama yang ia sebut sebagai patek.
"Sulitnya kalau sudah kena penyakit, berakibat gagal berbuah dan daun menjadi keriting," ungkapnya.
Pedasnya harga cabai ini terjadi merata, namun meski demikian tidak terjadi kendala pasokan dan tidak juga terjadi kelangkaan.
