JATIMTIMES - Proyek kereta gantung di Kota Batu segera dimulai. Rencananya, peletakan batu pertama tower kereta gantung dijadwalkan pada 8 Agustus mendatang.
Rencana pembangunan itu terungkap dalam pertemuan Among Tani Foundation (ATF) yang menjalin nota kesepahaman dengan perusahaan Austria, Doppelmayr Geraventa Group, pada Rabu 1 Juni 2022 di kantor ATF, Desa Pesanggarahan, Kecamatan Batu.
Baca Juga : Polres Blitar: Pria Tewas Gantung Diri Adalah Terduga Kasus Asusila
Nantinya, rute kereta gantung ini dimulai dari kawasan rest area jalur lintas barat (jalibar) di Desa Oro-Oro Ombo menuju wanawisata Coban Rais. Jaraknya kurang lebih mencapai satu kilometer.
Mengapa akhirnya jalur itu dipilih? Jalur tersebut dipilih karena menawarkan lanskap pemandangan yang elok. Pemandangan indah itu tentunya juga akan menjadi daya tarik untuk mengundang animo wisatawan menikmati fasilitas kereta gantung di Kota Batu.
Teknisi Doppelmayr Geraventa Group perwakilan Indonesia Hans R. Jost mengatakan, stasiun utama dipilih di rest area jalibar Desa Oro-Oro Ombo. Rutenya sepanjang satu kilometer melintasi area yang dikelola Perhutani menuju kawasan wanawisata Coban Rais.
“Dengan panjang rute tersebut, pembangunan kereta gantung menelan biaya sekitar Rp 300-400 miliar bersumber dari swasta dan konsorsium badan usaha berupa koperasi maupun CV,” ungkap Hans.
Baca Juga : Jalin Keakraban dan Silaturahmi, Brionesia Gelar JamNas Kedua di Kota Batu
Pembangunan kereta gantung ini tetap mengusung kepariwisataan sesuai d dengan Kota Batu yang bertumpu pada sektor pariwisata. Dalam pembangunannya nanti, proyek kereta gantung ini tidak akan menebang pohon meski jalur tersebut dipenuhi kawasan hutan. “Dalam proses pembangunan tower tidak sampai menebang pohon yang berada di kawasan hutan yang dikelola Perhutani,” ucap Hans.
Pembangunan proyek kereta gantung tak sampai menebang pohon karena tinggi tower 5 meter dari pucuk atas pohon tertinggi.