JATIMTIMES - PDI Perjuangan (PDIP) menggelar Festival Kopi Tanah Air yang diikuti oleh kader partai di seluruh Indonesia. Festival Kopi Tanah Air digelar secara hybrid atau melalui daring dan luring. Secara luring, Festival Kopi Tanah Air dipusatkan di parkir Timur Selatan Senayan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, dan diikuti sejumlah daerah secara bersamaan, Jumat (27/5/2022) kemarin.
Di Tulungagung sendiri, sejumlah pengurus partai di semua tingkatan, badan partai dan sayap partai serta kader partai juga ikut memeriahkankan dengan mengelar ngopi bareng di Kantor DPC setempat. Karena Festival Kopi Tanah Air ditarget bakal memecahkan rekor MURI.
Baca Juga : Pemkot Madiun dan DPRD Bahas Enam Raperda, Fokus pada Peningkatan Pelayanan
Ketua DPC PDIP Tulungagung Susilowati mengatakan, pengurus DPC bersama komponen partai lainnya melakukan ngopi bareng. Selain bertempat di kantor cabang, ngopi bareng juga ada di tempat-tempat lain dengan mengakses link zoom yang sudah disediakan.
"Selain di kantor DPC, ngopi juga dilaksanakan di tempat-tempat lain dengan mengakses link zoom yang telah disiapkan. Kemudian discreenshot dan dikirim ke kita," katanya.
Menurut Susi, Festival Kopi Tanah Air masih dalam rangkaian HUT PDIP ke-49. Sebagai kader partai mempunyai kewajiban mengangkat semua potensi wilayah, salah satunya dengan mengenal kopi nusantara yang mempunyai banyak varian mulai dari arabika, robusta, ekselsa, dan lain-lain.
"Dengan ngopi bareng, menunjukan kebersamaan, kesolidan kader, dan mudah-mudahan bisa semakin solid. Ini juga dalam rangka memecahkan rekor MURI," tambahnya.
Berdasar screenshot dari para peserta yang diterimanya, Susi yakin Festival Kopi Tanah Air ini bisa memecahkan rekor MURI sesuai target dari DPP PDIP.
Sementara itu, Sekretaris DPC PDIP Tulungagung Sodik Purnomo menambahkan, festival kopi yang dilakukan oleh PDIP bukan hanya sekedar festival dan pameran kopi saja, tapi lebih jauh.
"Soal kopi itu adalah soal rakyat,. Artinya, usaha-usaha dalam bidang kopi seperti industri kopi, warung kopi, penjualan kopi adalah merupakan geliat usaha rakyat dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi sekaligus sarana untuk melakukan komunikasi atau dialog," kata Sodik.
Baca Juga : Berangkat Bulan Juni 2022, Sebanyak 690 Jamaah Haji Kota Malang Berangkat Dibagi Tiga Kloter
Dalam konteks festival kopi, lanjutnya, usaha yang bergelut di bidang perkopian dengan skala kecil harus diselaraskan dan dibantu oleh pemerintah agar punya daya tarik dan daya saing terhadap industri kopi yang besar.
Kopi rakyat ini harus dibantu oleh pemerintah dan atau industri besar dalam bidang kopi, agar usaha kopi yang dimiliki oleh rakyat dengan modal kecil bisa tetap eksis dan menambah penghasilan. Kemudian dari sisi produksi kopi, Tulungagung yang masih kurang bahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kopi masih harus mendatang kopi dari luar daerah.
"Maka selayaknya dinas terkait atau pengampu kebijakan memiliki strategi yang jitu agar kebutuhan kopi dari sisi produksi bisa terpenuhi. Dan kopi Tulungagung ini dicukupi secara produksi dan dimanfaatkan, dikonsumsi oleh orang Tulungagung sehingga akan menambah aspek penghasilan ekonomi yang baik," ungkapnya.
Sodik menyarankan, alangkah elok dan cantik jika kegiatan lingkup Pemkab yang sifatnya rapat dan sosialisasi mencoba mengkonsumsi dan membeli produk kopi lokal. Karena jika pemerintah membeli produk UKM, maka para pelaku usaha kecil ini dibantu dalam aspek penjualannya.
"Kalau ini terjadi, ada kesinambungan keperpihakan kebijakan pemerintah untuk membeli produk kopi yang diproduksi oleh UKM dan akan menambah penghasilan mereka," tutupnya.