JATIMTIMES - Guru bangsa sekaligus mantan Ketua Umum Pemimpin Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat (27/5/2022). Buya Syafii meninggal sekitar pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Banyak sekali cerita tentang bagaimana kesederhanaan Buya Syafii Maarif semasa hidup. Waktu di Jakarta, Buya Syafii Maarif lebih memilih angkutan umum KRL dibanding mengendarai kendaraan pribadi.
Baca Juga : Polisi Tangkap Seorang Pemuda Transaksi Narkoba di Jalan
Cerita itu sempat dibagikan Direktur Maarif Institute Muhammad Abdullah Darraz di laman Facebooknya, pada Sabtu 12 Agustus 2017 alu. Dalam Facebook-nya, Darraz mengunggah foto saat Buya Syafii duduk bersama penumpang lainnya di sebuah stasiun.
"Pagi ini selepas subuh tadi, orang tua yang sudah menginjak usia 82 tahun 2 bulan ini bergegas berangkat meninggalkan penginapannya di kawasan Kuningan Jakarta Selatan menuju stasiun KRL Tebet. Dengan tujuan ke Bogor beliau bermaksud menghadiri Peluncuran Program Penguatan Pendidikan Pancasila yang diinisiasi oleh lembaga baru 'Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila'," tulis Darraz.
Ia lantas menyebut Buya adalah salah satu tim pengarah UKP Pancasila dan akan menghadiri acara di Istana Bogor, Sabtu (12/8/2017). Darraz menyebut sehari sebelumnya Buya Syafii juga sudah mengabarkan kedatangannya ke Jakarta dan menggunakan angkutan KRL.
"Sehari sebelumnya, beliau sudah berkomunikasi dengan saya, 'Direktur, sy otw Kby Lama, tomorrow to Bogor by KRL. Maarif'. Saya kebetulan sedang tugas belajar di Semarang selama seminggu ini tak dapat menemani beliau," kata Daaraz.
Lebih lanjut, Darraz mengatakan bahwa Maarif Institute selalu siap untuk mengantar-jemput Buya Syafii selama beraktivitas di Jakarta. Namun, karena kesederhanaan dan kesahajaannya, Buya Syafii selalu menolak tawaran tersebut.
"Namun beliau menolak, dan lebih memilih untuk tetap menggunakan KRL di pagi buta menuju Bogor. Namun demikian, ketika komunikasi sehari sebelumnya itu, saya tetap berpesan untuk memastikan saja, jika Buya tetap akan berangkat pakai KRL, maka harus ada yang menemani. Kali ini keponakan beliau, Asmul Khairi, tetap setia menemani beliau," sambungnya.
Di akhir status Facebook-nya itu, Darraz memuji kesederhanaan dan sikap mandiri Buya Syafii. Dia menyebut sikap Buya itu layak ditiru dan mendoakan agar Buya selalu sehat.
"Kesederhanaan, kesahajaan, dan sikap untuk tidak mau bergantung pada orang lain serta kemerdekaan jiwa manusia sepuh ini menjadi satu bentuk keteladanan yang harus ditiru, setidaknya bagi kami anak-anak ideologisnya," kata Darraz.
Selain itu, putri Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) juga turut menyampaikan duka cita atas meninggalnya Buya Syafii. Ia mengenang sosok Buya Syafii sebagai orang yang rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
"Saya bersaksi, Buya orang yang berhati bersih, bernurani jernih, segalanya dilakukan untuk umat dan bangsa. Ya Allah, bangsa ini sungguh kehilangan mutiaranya. Ya Allah," ucap Alissa melalui akun Twitternya, @AlissaWahid, Jumat (27/5/2022).
Bahkan, Alissa mengaku kerap mengadu kepada Buya Syafii untuk meminta petuah. Ia juga mengenang bahwa Buya Syafii Maarif yang juga dekat dan dihormati oleh Gus Dur.
"Setiap kali saya sudah merasa mentok tembok menghadapi kondisi bangsa, saya berlabuh mohon petuah Buya Maarif," ucap Alissa.
Baca Juga : Guru Bangsa Buya Ahmad Syafii Maarif Meninggal Dunia
"Buya adalah tokoh yang sangat dihormati #GusDur. Dan Buya pernah mengatakan hubungan beliau berdua membantu Buya lebih luwes melihat soal bangsa & agama," tambah Alissa.
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) juga turut menyampaikan duka cita dan mengenang sosok Buya Syafii. JK menyebut bahwa Buya Syafii adalah guru bangsa.
"Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Pertama-tama kami sekeluarga dan seluruh pengurus Dewan Masjid Indonesia menyampaikan rasa duka yang dalam atas berpulangnya ke rahmatullah almarhum Bapak Syafii Maarif yang menjadi guru bangsa, negarawan, dan pembimbing kita semuanya," ujar JK lewat keterangan video.
JK mengatakan Buya Syafii Maarif adalah tokoh bangsa yang berjasa di organisasi Muhammadiyah maupun seluruh masyarakat Indonesia. "Beliau telah banyak berjasa baik di organisasi Muhammadiyah dan seluruh masyarakat, karena itu kita mendoakan beliau mendapat tempat yang sangat tinggi di sisi-Nya. Dan juga mendoakan agar semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan rahmat dari Allah SWT," kata wapres ke-10 dan ke-12 RI itu.
Lebih lanjut, JK mengatakan, Indonesia telah kehilangan tokoh karena Buya Syafii selalu memikirkan bangsa. "Mudah-mudahan seluruh bangsa mendoakan akan beliau, dan beliau Insya Allah kita semua juga akan memberikan dorongan semangat agar cita-cita daripada almarhum dapat dicapai seluruh bangsa ini. Terima kasih. Sekali lagi, Innalillahi wa innailaihi rajiun,” ucap JK.
Kenangan tentang sosok Buya Syafii juga disampaikan oleh Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ahok mengatakan Indonesia telah kehilangan sosok teladan dalam merawat kebinekaan.
"Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Prof. Dr. K.H. Ahmad Syafii Maarif (Buya Syafii). Semoga almarhum ditempatkan di tempat terbaik di sisi Tuhan YME," tulis Ahok di Instagram pribadinya seperti dilihat, Jumat (27/5/2022).
Ahok mengatakan kepergian Buya Syafii membuat Indonesia kehilangan salah satu sosok negarawan. Ia menilai Buya Syafii merupakan teladan dalam merawat kebhinekaan.
"Bangsa Indonesia sangat kehilangan negarawan seperti beliau yang telah menjadi teladan dan insipirasi bagi kami dalam merawat kebinekaan," kata Ahok.