JATIMTIMES - Ada misi tersendiri bagi Banyuwangi dengan menggelar World Surf League (WSL) Championship 2022 . Selain sebagai upaya lebih mengenalkan G-Land kepada masyarakat dunia, gelaran WSL merupakan stimulan bagi para surfer atau peselancar Banyuwangi untuk bisa belajar berkiprah di kancah internasional.
Pernyataan tersebut disampaikan HM Arifin, ketua umum Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Kabupaten Banyuwangi, Kamis (26/05/2022). “Sebagai ketum PSOI Banyuwangi, ini merupakan suatu sarana bagaimana bisa mengenalkan dunia surfing atau selancar kepada masayarakat Banyuwangi. Mendidik para atlet surfing lokal Banyuwangi untuk bisa belajar berkiprah di kancah internasional,” ungkap Arifin.
Baca Juga : Menolak Diraba-raba, Pemandu Karaoke di Tulungagung Dihajar Tamu
Pria asal Bangorejo itu mengatakan, dengan menjadi tuan rumah even selancar paling bergengsi di dunia, para pengurus PSOI Banyuwangi juga bisa belajar bersama bagaimana cara menggelar acara surfing internasional dengan sistem dan peraturan internasional.
Dalam rangka memberikan dukungan kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan even di G-Land tersebut, panitia WSL meminta empat orang pengurus PSOI Banyuwangi terlibat. Yaitu HM. Arifin (ketum), Suroto (ketua harian), Suhendro (sekum), serta Suyitno (ketua bidang pembinaan dan prestasi.
“Bagi jajaran pengurus PSOI Banyuwangi yang lain, kami akan membicarakan langsung pada saat ketemu dengan panitia, Dispora dan danlanal. Kami berupaya maksimal agar pengurus PSOI Banyuwangi bisa datang, melihat dan berpartisipasi dalam acara tersebut,” imbuh H Arifin.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan ajang World Surf League (WSL) Championship 2022 mampu menjadi momentum kebangkitan sektor pariwisata Banyuwangi.
Baca Juga : Peletakan Batu Pertama, Pembangunan Politeknik Unisma Ditarget Selesai 6 Bulan
“Ini menjadi wujud konkret bahwa pariwisata sebagai umbrella, sebagai payung dari beragam program pengembangan daerah. Ibaratnya, sekali mendayung, 2-3 pulau terlampaui. Ketika event sport tourism berjalan, maka sekaligus kita bergerak untuk meningkatkan kebersihan di sungai, meningkatkan kualitas infrastruktur secara bertahap, meningkatkan kualitas SDM, merawat kearifan lokal, dan tentu saja menggerakkan ekonomi masyarakat,” ujar Ipuk Fiestiandani.
