JATIMTIMES – Naufal (17) yang mencoba mempraktikkan ilmunya dengan cara budidaya ayam petelur di rumahnya, namun mendapat ‘pertentangan’ dari sebagian tetangganya dikarenakan dampak bau dan lalat yang ditimbulkan, serta ‘dihakimi’ di media sosial akhirnya bisa bernafas lega.
Kelegaan itu setelah salah satu warga menghibahkan kandang ayam yang sudah tidak dipakainya untuk dijadikan tempat Naufal mengembangkan usaha budidaya ayam petelur.
Baca Juga : Atasi Banjir Rob di Kampung Mandar dan Kampung Ujung Lurah Mandar Usulkan Pembangunan Pintu Air
Sebelumnya siswa SMK 5 Jember Jurusan Peternakan dan Unggas warga Desa Jubung Kecamatan Sukorambi Jember ini sempat kecewa, karena kandang ayamnya harus dibongkar. Hal ini setelah pemerintah desa setempat pada Rabu (18/5/2022) melakukan mediasi dengan beberapa tetangganya dengan disaksikan oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Hasil mediasi menyatakan bahwa kandang ayam yang berkapasitas 250 ekor tetap harus dibongkar dikarenakan dekat dengan pemukiman warga dalam waktu 3 hari.
Kekecewaan Naufal berubah jadi kelegaan. Kandang yang ia biayai uang saku dari bantuan orang tuanya ini, digantikan dengan kandang hibah dari salah satu warga. Tidak tanggung-tanggung kandang ayam yang dihibahkan ke Naufal mampu menampung 7000 ekor ayam.
“Alhamdulillah, kami mendapatkan solusi dari pemerintah desa, dan saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Bhisma selaku kepala desa yang telah memenuhi keputusan mediasi, terutama pada point yang mencarikan tempat kandang ayam yang jauh dari pemukiman warga, dan kandang ayam yang disiapkan untuk saya mengembangkan usaha budidaya ayam petelur cukup luas karena mampu menampung 7000 ekor ayam,” ujar Naufal, Kamis (19/5/2022) malam.
Sementara Kepala Desa Jubung Bhisma Perdana, dalam kesempatan tersebut menyatakan, bahwa solusi yang diberikan kepada adik Naufal tidak lepas dari adanya seorang dermawan di desanya yang mau meminjamkan kandang ayamnya untuk dijadikan tempat belajar budidaya ayam petelur, terlebih kandang ayam milik warganya tersebut juga sudah tidak digunakan.
“Kebetulan ada warga kami lainnya yang berhati dermawan, dimana beliau memiliki kandang ayam yang sudah tidak dipakai, sehingga adik Naufal kami tawarkan untuk mengelolanya, nanti kami juga akan memberikan pendampingan untuk mengembangkan budidaya ayam petelur ini, dan harapan saya, dengan adanya solusi ini, apa yang dicita-citakan adik Naufal bisa tercapai,” ujar Bhisma.
Tidak hanya itu, keinginan Naufal untuk melanjutkan kuliah di Politeknik Negeri Jember sambil belajar menjalankan usahanya budidaya ayam petelur ini juga akan dibantu oleh pemerintah Desa Jubung, dengan harapan apa yang didapatkan oleh Naufal nanti, bisa memberikan inspirasi kepada pemuda lainnya, minimal bisa membuka lapangan kerja bagi teman sebayanya.
Baca Juga : Jember Naik Peringkat dari Tidak Wajar ke WDP, Optimistis Raih WTP Tahun Depan
“Nanti akan kita antar dan kita dampingi saat adik Naufal melanjutkan kuliah di Politeknik Negeri Jember, harapan kami apa yang didapatkan adik Naufal ini bisa membuka lapangan kerja bagi warga desa kami, dan kami pemerintah desa harus hadir dan mendukung cita-cita yang bagus ini,” pungkas Bhisma.
Seperti diketahui, kandang ayam petelur milik Naufal ini sempat ramai dan viral di media sosial setelah akun dengan nama Adee Thok mengeluhkan adanya kandang ayam di lingkungannya. Sedangkan keberatan yang disampaikan ke perangkat desa setempat tidak ditanggapi.
Postingan Adee Thok ini semakin viral setelah Kepala Desanya Bhisma Perdana memposting ulang jika info tersebut merupakan berita hoaks dan tidak benar, dikarenakan pihak pemerintah desa memang tidak menerima pengaduan secara langsung dari warganya, selain itu, saat dirinya menanyakan kepada pengurus RT dan Kasun tempat kandang ayam dimaksud pihak RT maupun Kasun juga tidak mengetahui adanya kandang ayam.
Belakangan diketahui jika Naufal memang tidak melakukan perizinan dalam membuat kandang ayam petelur, dirinya hanya izin ke tetangganya saja melalui lesan dan beberapa tetangganya mengizinkan. (*)